Mahfud MD Beberkan Perbedaan Panasnya Pilpres 2014 dengan 2019
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD membeberkan perbedaan panasnya pilpres 2014 dengan 2019.
Penulis: Ardianti WS | Editor: abduh imanulhaq
TRIBUNJATENG.COM- Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD membeberkan perbedaan panasnya pilpres 2014 dengan 2019.
Hal tersebut ia sampaikan melalui forum Asumsi Pangeran mingguan pada Minggu (23/12/18)
Mahfud MD mulanya menjelaskan tentang istilag 'Golfud (golongan Mahfud) yang berarti golongan Mahfud.
"Golfud itu bukan untuk golput, sekarang banyak yang jual kaosnya di berbagai daerah, ide golfud itu tidak sama dengan golput, kalau golput itu kan ekspresi kekecewaan pemilih yang tidak mau memilih, kalau golfud justru meminta untuk memilih, tapi pilihannya tidak memihak, tidak partisan,jadi silahkan memilih," ujar Mahfud.
• Status Gunung Anak Krakatau Meningkat, Suara Dentuman Terdengar Beberapa Kali
• Ramalan Zodiak Hari Ini Kamis 27 Desember 2018, Aries Waktunya Jadi Diri Sendiri
• Mahfud MD Ungkap Kepribadian Habib Rizieq Shihab
Mahfud lantas menjelaskan bahwa meski golput, pemimpin yang mendapatkan suara paling banyak akan tetap menjadi pemimpin.
"Karena pemilu adalah agenda konstitusional dan hak konstitusional, rugi kalau nggak milih, karena milih atau nggak milih, pemimpin tetap terpilih meski sedikit yang memilih, maka dari itu yang diutungkan adalah politisi yang tidak baik, karena yang baik-baik gak milih"," ujarnya.
Mahfud kembali menegaskan bahwa masyarakat harus tetap memilih.
"Pilih yang lebih baik dari yang sama-sama tidak baik, atau kalau mau positif pilih yang lebih baik dari sama-sama baik, kalau jelek semua, karena nyatanya menang nggak ada yang bagus beneran, ya sudah pilihlah yang ada, karena negara tetap berjalan meski anda memilih atau tidak memilih,," ujar Mahfud.
Ditanya soal cuitan Mahfud MD yang menyebut jika tidak memilih, orang jahat yang terpilih, Mahfud sambil terkekeh menjelaskan bahwa hal itu adalah filosofi saja.
"Itu filosofi saja, kalau nyebut orang anda dan saya bisa ditangkap, pokoknya filosofinya gitu, pemilih dalam pemilu, bukan untuk memukan orang yang iedal, tapi menghindari orang jahat untuk memimpin kita," ujar Mahfud.
Saat ditanya siapa yang jahat, Mahfud MD lantas menjelaskan.
Menurut Mahfud setiap orang ada jahatnya dan ada baiknya.
• Ramalan Peruntungan Shio Tikus 2019 Tahun Babi Tanah, Lengkap Keuangan, Kesehatan, dan Asmara
• Sambil Tersenyum, Mahfud MD: Yang Lebih Jahat Jangan Sampai Jadi Pemimpin
• Mahfud MD Beberkan Kekurangan Jokowi dan Prabowo hingga Penonton Riuh Bersorak
"Karena semua orang ada jahatnya, tapi kan ada baiknya, yang jelas yang lebih jahat jangan sampai jadi pemimpin, soal siapa, setiap orang memiliki ukuran, pernyataan saya dikapitalisasi oleh pendukung ini dan ini, tapiya silahkan saja nggak papa namanya juga demokrasi, masing-masing orang punya nurani" ujarnya sambil tersenyum.
Saat batal dijadikan cawapres Jokowi, Mahfud MD mengaku tidak baper.
Mahfud MD lantas menjelaskan problem pemilu 2019.