Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kumpulan Pemuda Di Desa Banjaranyar Tegal Populerkan Dolanan Tradisional

Sekumpulan pemuda yang tergabung Jawa Komunitas Pemuda Asyakur Kabupaten Tegal kembali mempopulerkan dolanan tradisional di Desa Banjaranyar.

Penulis: Akhtur Gumilang | Editor: suharno
Istimewa
Anak-anak bermain Bakiak, Minggu (10/2/2019) kemarin. 

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Akhtur Gumilang

TRIBUNJATENG.COM, SLAWI - Sekumpulan pemuda yang tergabung Jawa Komunitas Pemuda Asyakur (Jawa Kompas) Desa Banjaranyar, Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal berkomitmen akan membumingkan kembali "Dolanan Tradisional" melalui festival.

Langkah awal pun sudah diselenggarakan melalui Festival Dolanan Tradisional sebanyak dua kali sejak Minggu (3/2/2019) dan Minggu (10/2/2019) kemarin.

Meski belum banyak, tampak puluhan anak antusias mengikuti festival dolanan tradisional tersebut.

Panitia kegiatan Ali Rakhmatullah mengatakan, sedikitnya ada 8 permainan pada jaman dulu yang dikenalkan pada puluhan anak.

"Dolanan tradisonal yang dimainkan antara lain Enggrang, Bakiak, Jangka (Engklek), Gobak Sodor, Ular Naga, Dam-daman, ingkloan, dan Cihongan," kata Ali saat ditemui Tribunjateng.com, Senin (11/2/2019).

Festival Dolanan Bocah, Kenalkan Permainan Tradisional pada Anak

Penggagas Festival Dolanan, Syaefulloh Amin mengatakan, Festival ini bertujuan untuk memperkenalkan permainan jaman dulu yang kini jarang dimainkan.

Sebab, menurut Cak Amin (Sapaan Syaefulloh Amin), saat ini anak-anak lebih suka bemain gadget dan jarang berinteraksi dengan teman sebayanya.

Hal tersebut berbeda pada dolanan tradisonal yang menekankan pada kebersamaan, kekompakan dan mereka (anak-anak) saling berinteraksi.

Misalnya, pada permainan Bakiak menekankan pada kekompakan dan kerjasama tim.

"Anak-anak jaman now itu butuh bermain. Tidak hanya bermain gadjet saja, apalagi permainan tradisional membentuk karakter anak", kata Cak Amin.

Penampilan Menggemaskan Para Peserta Lomba Tembang Dolanan

Kedepan, kata Cak Amin, kegiatan semacam ini akan terus digalakkan sekaligus sebagai nguri-nguri budaya.

Selain itu, diharapkan antusias anak-anak dalam bermain semakin meningkat, apalagi bermain adalah dunia anak-anak.

Sementara itu, salah satu peserta Pandi (9) mengaku senang dapat bemain dolanan tradisional.

"Sebelumnya, jarang memainkan dolanan tradisional. Aku seneng nemen (saya senang sekali). Semoga bisa sering kayak gini," pungkas Pandi singkat. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved