Sebelum Jadi Korban Truk Tabrak Puskesmas Mojosongo, Icha Mestinya Ujian Skripsi Hari Ini
Korban tewas dalam kecelakaan truk kontainer tabrak Puskesmas Mojosongo, Boyolali, Irza Laila Nur Trisna Winandi (21) berencana ujian skripsi hari ini
TRIBUNJATENG.COM, BOYOLALI - Korban tewas dalam kecelakaan truk kontainer tabrak Puskesmas Mojosongo, Boyolali, Irza Laila Nur Trisna Winandi (21) atau biasa dipanggil Icha merupakan anak dari salah satu bidan di Puskesmas Mojosongo.
Icha merupakan anak dari pasangan Nur Rohman dan Dwi Yani, warga Karanggeneng, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.
Dwi merupakan bidan Desa Kragilan, Kecamatan Mojosongo.
Kepala Puskesmas Mojosongo dr Nur Indah Ekowati menjelaskan, kecelakaan truk kontainer menabrak puskesmas terjadi saat para karyawan/karyawati puskesmas sedang melakukan pelayanan di masing-masing ruangan.
• Identitas Korban Truk Tabrak Puskesmas Mojosongo Boyolali, Ternyata Bidan dan Anaknya
• Lumajang Berdarah, Iptu Jamaari Bunuh 10 Musuh Pakai Parang, Akhirnya Gugur Ditembak
• Video Detik-detik CCTV, Kecelakaan Mobil Kadispora Kota Semarang : Sopir Diduga Alami Microsleep
• Jadi Model Elle, Aksi Luna Maya Dipuji 26 Artis Indonesia
Tiba-tiba, terdengar suara benturan beberapa kali sebelum akhirnya truk kontainer yang dikemudikan S warga Kendal, Jateng tersebut menabrak bangunan Puskesmas.
"Ada beberapa kali suara trek tek tek tek (benturan) itu sudah ada yang menjerit.
Semua langsung menuju ke lokasi," kata Indah di Puskesmas Mojosongo, Boyolali, Jawa Tengah, Kamis (25/7/2019).
Nahas, anak dari salah satu karyawan puskesmas yang biasa dipanggil Icha berada di parkiran puskesmas tersebut tertabrak truk kontainer pengangkut kepas.
Dia seketika meninggal di lokasi kejadian.
"Kebetulan anaknya (Bu Dwi Yani) ini mau ujian skripsi hari ini.
Bu Dwi Yani mau izin ke kami untuk mengantar anaknya tersebut ujian skripsi ke Solo.
Jadi, Bu Dwi Yani ini mau pamit antar anaknya," kata dia.
Pascakejadian, ungkap Indah, pelayanan kesehatan di Puskesmas Mojosongo sementara ditutup.
Pelayanan dialihkan ke Poliklinik Kesehatan Desa atau fasilitas kesehatan terdekat.
"Kondisi Puskesmas, saat kejadian sudah ada pasien yang mengantre.
Bahkan, masyarakat yang periksa saat itu, sekitar 15 hingga 20 orang," ujarnya.