Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Blora

Proyek Jalan Genjahan–Turirejo Blora Jadi Sorotan, Proses Lelang Timbulkan Pertanyaan

Pelaksanaan proyek peningkatan jalan ruas Genjahan-Turirejo di Kabupaten Blora, yang dibiayai APBD 2025, kini tengah menjadi sorotan publik

Penulis: M Iqbal Shukri | Editor: muslimah
Tribun Jateng/M Iqbal Shukri
PAPAN PROYEK - Papan proyek peningkatan ruas Genjahan - Turirejo di Kecamatan Jiken dan Jepon. 

TRIBUNJATENG.COM, BLORA - Pelaksanaan proyek peningkatan jalan ruas Genjahan-Turirejo di Kabupaten Blora, yang dibiayai APBD 2025, kini tengah menjadi sorotan publik.

Proyek infrastruktur yang dinanti masyarakat tersebut mengalami keterlambatan, di mana pekerjaan yang seharusnya dimulai sejak 18 September 2025, hingga kini belum menunjukkan progres berarti, bahkan telah di SP-2.

Keterlambatan ini tak hanya berdampak pada serapan anggaran pemerintah, kemanfaatan buat masyarakat, namun juga membuka sorotan baru terhadap proses lelang proyek senilai Rp 1,8 Miliar tersebut. 

CV Bumi Abadi Pratama, yang ditetapkan sebagai pemenang tender, kini berada di bawah pengawasan publik seiring munculnya berbagai pertanyaan mengenai proses pengadaan yang telah berlangsung.

Ketua Asosiasi Pengusaha Kontraktor Seluruh Indonesia (Apaksindo) Blora, Yahman, menilai ada beberapa kejanggalan dalam proses pengadaan barang dan jasa, pada paket pekerjaan peningkatan jalan ruas Genjahan-Turirejo.

Secara khusus, Yahman menyoroti data yang tersaji dalam website LPSE Kabupaten Blora

Data tersebut menunjukkan bahwa CV Bumi Abadi Pratama memenangkan lelang dengan nilai penawaran yang memiliki selisih teramat tipis dari Harga Perkiraan Sendiri (HPS) yang ditetapkan panitia.

"Bisa dilihat angka di LPSE. Selisih penawaran pemenang dengan HPS sangat minim, bahkan tidak sampai satu persen. Nilainya tidak sampai Rp 10 juta rupiah, padahal nilai paketnya hampir Rp 2 miliar," kata Yahman, Kamis (13/11/2025).

Lebih lanjut, Yahman menyampaikan kejanggalan berikutnya terlihat pada dinamika selama proses klarifikasi dan pembuktian.

Tercatat, adanya beberapa kali perubahan jadwal dan sejumlah peserta lelang lain yang memiliki peringkat penawaran lebih tinggi di atas pemenang, justru kompak tidak memenuhi undangan klarifikasi dari Kelompok Kerja (Pokja) Pemilihan.

Menurut Yahman, kombinasi dari penawaran yang sangat tipis, perubahan jadwal, dan ketidakhadiran para penawar lain dalam tahap krusial, sehingga memunculkan dugaan kuat di kalangan pemerhati konstruksi.

"Masak hampir semua penawar di atas pemenang tidak hadir klarifikasi? Ini sepertinya sarat dengan pengondisian," tegasnya.

Sementara itu, Direktur CV Bumi Abadi Pratama, Setyo Budi, menyampaikan tidak mengetahui adanya isu terkait proses lelang itu. Dirinya hanya fokus mengikuti prosedur yang ada.

"Kalau saya dapat undangan ya datang klarifikasi gitu. Kalau selebihnya dari itu saya enggak tahu, teknisnya itu yang tahu itu kan Pokja nya toh, bukan saya gitu," jelasnya.

Saat diminta menjelaskan kronologi CV Bumi Abadi Pratama bisa menjadi pemenang lelang proyek tersebut, Budi menyatakan hanya melaksanakan sesuai prosedur yang ada.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved