Pemkot Solo Prioritaskan Proyek Publik

TRIBUNJATENG.COM, SOLO - Proyek pemkot Solo yang saat ini masih dalam tahap persiapan lelang dan penyusunan Detail Engineering Design (DED) diperkirakan bakal terimbas kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Meski demikian, pemkot diminta memprioritaskan proyek yang bersentuhan langsung dengan kepentingan publik.

“Proyek yang langsung untuk kepentingan rakyat harus tetap dikerjakan sesuai rencana. Kalau memang terkena dampak kenaikan BBM, yang pekerjaannya belum dijalankan perlu hati-hati, kalau perlu ditunda,” kata Wakil Ketua DPRD Kota Surakarta, Supriyanto kepada Tribun Jateng, Jumat (28/6).

Menurut dia, pemkot harus lebih hati-hati dalam menyikapi dampak kenaikan BBM terhadap pengerjaan proyek, termasuk yang sudah berjalan. Bisa saja pemborong yang belum menyelesaikan pekerjaan bertindak nakal, membangun asal-asalan.

“Alasan tidak masuk hitungan kemudian mengurangi speck yang sudah ditentukan. Sebenarnya itu risiko pemborong pemenang tender,” ujarnya.

Adapun, Sekretaris Daerah (Sekda) Solo, Budi Suharto menyatakan, pihaknya akan mempertimbangkan menunda rencana pengerjaan proyek fisik. Namun, untuk program yang terkait dengan kepentingan masyarakat akan tetap dijalankan.

"Ibaratnya, walau harus dhedhel-dhuwel, proyek bersifat publik, seperti perbaikan infrastruktur jalan, perbaikan lingkungan kampung, dan sebagainya harus dirampungkan sesuai jadwal," tuturnya.

Sejauh ini, tambah Budi, pemkot masih melakukan evaluasi pelaksanaan pekerjaan hingga triwulan kedua, sekaligus membuat prediksi hingga triwulan berikutnya.

Sejumlah proyek yang dibiayai APBD 2013 telah dikerjakan, seperti renovasi Pasar Elpabes, Pasar Kliwon, kantor Kelurahan Gajahan dan sebagainya, tetapi ada juga proyek masih dalam tahap persiapan lelang.

“Logikanya, hingga semester pertama tingkat penyerapan anggaran mencapai 50 persen, yang berarti proyek fisik memasuki tahap pengerjaan, sehingga tidak terimbas kenaikan harga bahan bangunan (sebagai dampak harga BBM-Red),” ujar dia.