Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Liputan Khusus

Menyulap Kali Semarang, Pedagang Sarkem Kalisari Minta tak Digusur

Saya sih setuju aja asal gak digusur

Editor: agung yulianto
zoom-inlihat foto Menyulap Kali Semarang, Pedagang Sarkem Kalisari Minta tak Digusur
TRIBUN JATENG/WAHYU SULISTIYAWAN
Lampion teng-teng menghiasai sungai Banjir Kanal Barat (BKB) pada acara BKB Festival 2013 di area Bendungan Pleret, Simongan, Kota Semarang, Jateng, Sabtu (7/9/2013) malam.

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Rencana proyek pembangunan Kali Semarang menjadi pusat bisnis dan wisata air sudah diketahui para pedagang bunga di pasar kembang (sarkem) Kalisari di pinggir Jalan dr Soetomo.

Satu di antaranya pemilik Manggar Florist, Sri Ningsih (35). "Udah denger sih, katanya mau ditata ulang. Saya sih setuju aja asal gak digusur," katanya usai melayani pelanggannya, Rabu (11/9/2013).

Ia mendengar, beberapa waktu lalu ada perwakilan pasar kembang yang ikut rapat membahas rencana pembangunan Centre Business District (CBD) Kali Semarang. Katanya, warna kios akan diseragamkan dan dibikinkan joglo. Sedangkan Kali Semarang di belakang kios pedagang bunga dibuat seperti Banjir Kanal Barat (BKB).

Pembangunan CBD Kali Semarang akan berbasis wisata air, dikarenakan di sepanjang Kali Semarang berdiri bangunan-bangunan bersejarah yang mempunyai nilai jual tinggi.

Sepanjang kawasan Kali Semarang yang membentang 8,7 km mulai Pintu Air Pleret hingga Muara Kali Semarang berdiri bangunan-bangunan bersejarah seperti Lawang Sewu, Kawasan Pecinan, Kota Lama, Jembatan Berok, Kampong Melayu dan Boom Lama.

Kasi Perencanaan dan Pengembangan Kawasan Dinas Tata Kota Semarang, Murni Ediati, sebelumnya menjelaskan pembangunan kawasan Kali Semarang di tiap-tiap segmen akan berbeda. Khusus Kalisari akan diarahkan menjadi kawasan kegiatan flora market. Alasannya, di sepanjang jalan kawasan ini merupakan kompleks pedagang bunga.

Sedangkan kawasan Pecinan dan Kota Lama rencananya, akan diarahkan untuk kawasan preservasi dan wisata kuliner. Nantinya kawasan ini akan bersinergi dengan Kampung Semawis.

Konsep pembangunan pusat bisnis dan wisata air di Kali Semarang itulah yang diharapkan melahirkan kecantikan ala Kota Venezia, Italia. Di Venezia, wisatawan bisa menyusuri hamparan sungai yang jernih, di kiri dan kanan dihiasi bangunan kuno bergaya ghotic yang khas.

Pengusaha rumah bunga Floratama, Bambang Joko Budiono (42) menambahkan, sepengetahuannya ada sekitar 60 pengrajin bunga hias di Kalisari. Jumlah itu sebelum ada pengusaha yang mendirikan kios di atas Kali Semarang. "Sejak dulu sih katanya memang ditata seragam dan sebagainya, tapi nyatanya gagal," katanya.

Ia menyatakan setuju dengan rencana pemerintah menata pusat bunga di kawasan Kali Semarang. Tapi, lokasinya harus tetap di pasar kembang yang sekarang. Menurutnya, pasar kembang Kalisari sudah menjadi ikon Kota Semarang. Bahkan sudah terkenal se-Indonesia.

Buktinya, ia juga mendapatkan pesanan dari Kalimantan dan Sumatera. Tidak hanya kerajinan bunga tetapi bibit bunga dan bibit buah. "Kalau bisa penataannya lebih menarik karena sekarang saya akui masih semrawut," ucapnya.

Suparmin, pengusaha pot bunga Kalisari mengatakan kalaupun benar dibangun maka dirinya tidak mau membayar ongkos sewa kios terlalu mahal. (bbb/gap)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved