Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

WAYANG TIONGHOA

Thio Tiong Gie Sedih Tak Ada Penerus Wayang Potehi

Thio Tiong Gie alias Teguh dalang Wayang Potehi sedih karena tak ada penerusnya.

Penulis: bakti buwono budiasto | Editor: iswidodo
TRIBUN JATENG/WAHYU SULISTYAWAN
WAYANG POTEHI- Teguh dalang wayang potehi di Semarang menunjukkan permainan tokoh wayang. 

Laporan Tribun Jateng, Bakti Buwono

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG-  Boneka wayang dengan karakter ksatria langsung tampak hidup begitu dimainkan oleh tangan Teguh Chandra Irawan (83) itu. Sembari duduk di teras rumahnya di Kampung Pesantren, Purwodinatan, Semarang Tengah, Teguh yang dikenal pula sebagai Thio Tiong Gie memainkan dua boneka.

Lawasan sang ksatria adalah setan berkepala hijau. Dua boneka wayang itu hanya sebagian dari 100 tokoh boneka yang dimilikinya.

Ksatria di tangan kanan Teguh tampak lincah menari dengan tombaknya yang bisa naik turun. Sementara setan terus berusaha menghindar dengan sesekali menundukkan kepala. Kali ini, yang mengiringi Teguh hanyalah desir angin pada Minggu (15/12) sore serta warga kampung yang mengobrol. Bukan musik khas Tionghoa.

"Po itu kain, te kantongan, dan hi wayang, jadi potehi itu artinya wayang kantong. Sekarang ini, saya satu-satunya dalang di Semarang, ndak ada penerusnya. Anak saya pun ndak mau," kata pria yang mempunyai empat anak itu.

Ia mengakui, sejak berkarier 56 tahun lalu, tidak ada satupun ada yang tertarik jadi penerusnya di Semarang. Teguh juga tidak tahu kenapa kesenian ini tak ada peminat. Jangankan meneruskan untuk memainkan boneka-boneka berkostum pakaian tradisional China dan wajah berhias aneh, orang Semarang yang mau mempelajarinya tak ada. Tak berlebihan bila ia pun gelisah wayang potehi akan punah.  

Satu-satunya yang mewarisi keahliannya adalah Mujiono, yang tinggal di Surabaya. Mujiono, berlatar Jawa dan telah mengikutinya selama lima tahun di masa lampau. Hanya dengan mengikutinya, Mujiono mahir jadi dalang potehi di Surabaya.

"Ia ikut saya ketika saya baru jadi dalang selama lima tahun. Ia cerdas orangnya, paham betul cara saya memainkan wayang. Pertama saya ndalang itu di Cianjur (Jawa Barat) pada umur 27 tahun," ujar pria kelahiran Demak, 6 Januari 1933. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved