Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Gunung Kelud Meletus

Satu Gunung Meletus, Tak Otomatis Gunung di Dekatnya Ikut Meletus

Jadi tidak ada gunung yang bersambung, semua magma terpisah

Editor: agung yulianto
zoom-inlihat foto Satu Gunung Meletus, Tak Otomatis Gunung di Dekatnya Ikut Meletus
Warga mengamati abu vulkanik yang meninggi keluar dari Gunung Kelud yang terlihat dari jarak lima kilometer di Desa Penataran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Jumat (14/2/2014). Menurut Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Gunung Kelud yang meletus pada Kamis lalu sekitar pukul 22.30 WIB bersamaan keluarnya tremor tersebut, mengalami 442 kali gempa vulkanik dangkal. SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Meski berada pada lempeng bumi yang sama, gunung berapi yang berdekatan tidak akan otomatis menyusul gunung di dekatnya yang meletus. Penentunya disebut bukan kesamaan lempeng tetapi pada aktivitas masing-masing dapur magma gunung.

"Jadi tidak ada gunung yang bersambung, semua magma terpisah. Kalau ada yang bilang satu meletus yang lain akan ikut, itu tidak begitu," kata Kepala Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Hariyadi Permana, di Jakarta, Kamis (20/2/2014).

Karenanya, tegas Hariyadi, tidak ada perambatan aktivitas vulkanik. Meskipun sumber magma memang dari lempeng meleleh yang sama, ujar dia, setiap aktivitas vulanik setiap gunung dikontrol oleh hal yang berbeda.

Hariyadi mencontohkan aktivitas Gunung Sinabung di Sumatera Utara, tak serta merta mebuat gunung-gunung di sekitarnya bereaksi. Pada kurun waktu aktivitas Gunung Sinabung meningkat, imbuh dia, justru Gunung Kelud di Jawa Timur dan Gunung Anak Krakatau di Banten yang meletus.

Fakta ini, ujar Hariyadi, menegaskan tidak adanya rembetan aktivitas gunung berapi sekalipun jaraknya berdekatan. Menurut dia, aktivitas vulkanik Gunung Sinabung dan Gunung Kelud sama, yaitu ada lempeng yang tersuduksi pada kedalaman 400 kilometer, meleleh dan naik ke permukaan dalam bentuk cair.

"Begitu dia (cairan lelehan lempeng) menemukan retakan-retakan maka dia akan keluar," ujar Hariyadi. Hal ini menjelaskan fenomena luncuran atau lelehan hanya terjadi pada satu sisi gunung. "Karena di sisi lain tak ada retakan," ujar dia.

Hariyadi menegaskan, naiknya status aktivitas gunung berapi secara bersamaan memang dimungkinkan. Hal ini terjadi pada gunung yang berada pada daerah lempeng bumi yang sama.

Ketika lempeng tersebut bergeser, maka gunung-gunung tersebut akan mengalami peningkatan aktivitas. Namun, ujar Hariyadi, belum tentu lempeng lokasi gunung tertentu meleleh maka lempeng lain juga akan meleleh. "Banyak kondisi di bawah permukaan (bumi) yang berbeda," tegas dia.

Sumber: Antara

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved