Polisi Tangkap Saya di Depan Bapak Ketika Mau Berangkat Sekolah

Laporan Tribun Jateng, Adi Prianggoro

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -  Seorang siswa kelas III SMP, NAD (16), yang menjadi anggota komplotan geng motor diringkus aparat reskrim Polsek Gayamsari, Jumat (28/02/2014) dini hari.

Selain itu, 11 anggota lainnya juga turut ditangkap di rumahnya masing-masing. Mereka tertangkap setelah beberapa jam melakukan pengeroyokan dan perampasan sepeda motor di Jalan Raya Arteri Soekarno - Hatta, di dekat Jembatan Citarum, Jumat (28/02/2014) sekitar pukul 01.30.

"Saya tidak ikut memukul, saya hanya menunggu di motor. Saya ditangkap polisi saat akan berangkat sekolah dan sudah memakai seragam. Mereka (polisi-red) menangkap saya di depan bapak," dalih NAD saat ditemui di Mapolrestabes Semarang.

Bocah asal Kampung Condrorejo, Sendang Indah, Muktiharjo Kidul, Pedurungan, itu mengaku menyesal atas perbuatannya. Ia kehabisan kata ketika bapak dan pamannya datang menjenguknya di sel Mapolsek Gayamsari. "Bapak dan paman hanya melihat  saya dari kejauhan sambil geleng-geleng kepala, saya pun tidak tahu harus bilang apa. Saya menyesal, terlebih April nanti harusnya ikut ujian akhir sekolahan," ujar NAD.

Sementara itu, korban pengeroyokan geng motor, Dwi Sasongko (25) menderita luka pada kepala dan sekujur tubuhnya. Selain terseret dari sepeda motornya yang terjatuh di aspal, Dwi mengaku dikeroyok oleh genk motor yang jumlahnya diperkirakan 20 orang. Saat itu, Dwi berboncengan dengan temannya, Kusharyanto (23), warga asal Batang. "Kami dari rumah teman di dekat Stasiun Poncol hendak pulang ke rumah. Saya lewat pasar Johar lalu Jalan Arteri Soekarno-Hatta untuk menghindari operasi (lalu lintas)," ujar warga Cilosari Dalam, Kaligawe, Gayamsari itu. (*)