PEMILU 2014
Hananto Terpaksa Talangi Rp 200 Ribu Untuk Operasional TPS
Sehari jelang pelaksanaan pencoblosan Pileg 2014, sejumlah anggota KPPS di Solo tampak gelisah.
Penulis: galih priatmojo | Editor: rustam aji
Laporan reporter Tribun Jateng, Galih Priatmojo
TRIBUNJATENG.COM, SOLO - Sehari jelang pelaksanaan pencoblosan Pileg 2014, sejumlah anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Solo tampak gelisah. Hal tersebut terutama karena anggaran operasional penyelenggaraan pemilu belum juga turun. Ini seperti yang dirasakan oleh Hananto W Laksono.
Ketua KPPS 24 RW 5 Jagalan tersebut mengaku hingga H-1 ini dirinya belum menerima sepeserpun uang anggaran untuk operasional pemilu. Walhasil pembuatan TPS di wilayahnya agak terganggu.
Dikatakan pihaknya telah melaporkan keterlambatan anggaran tersebut ke PPS setempat. Informasinya uang operasional baru akan diserahkan sekitar Selasa malam. Pihaknya pun diminta untuk menalangi sementara biaya operasional pemilu setelah turun baru akan diganti.
"Katanya nanti malam baru datang, padahal kita kan harus siap mulai sekarang, belum juga untuk kasih makan mereka yang bertugas jaga sampai besok pagi, ya terpaksa saya nalangi dulu. Tadi saya pinjam dulu Rp 200 ribu untuk operasional sambil nunggu yang dari pusat cair," ungkapnya, Selasa (8/4).
Hal senada juga diungkapkan Ketua KPPS 13 Kampung Sewu, Bing Daliman. Seharusnya berdasar pengalaman pileg lima tahun lalu biasanya biaya operasional diserahkan H-6 bersamaan dengan penyerahan formulir C6. Tapi untuk tahun ini sepertinya terlambat. Dirinya mengaku dari informasi PPS pencairan uang operasional baru akan diserahkan sekitar pukul 19.30.
"Kalau harus nunggu sampai malam ya nanti keburu toko pada tutup, sedang saat ini peralatan yang dibutuhkan banyak seperti alat tulis, tenda serta kursi. Ini tadi sementara saya talangi dulu Rp 100 ribu," ujarnya.
Diungkapkan untuk biaya per TPS operasionalnya mencapai Rp 500 ribu. Sedang untuk di wilayah kampung Sewu ada sebanyak 21 TPS. Kalau tidak ditalangi dulu tentu bisa tersendat. (*)