Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Pilpres 2014

Prabowo Dinilai Mencla-mencle karena Pakai Konsultan Asing

Arbi Sanit, menilai, klaim nasionalisme yang selalu digembar-gemborkan oleh calon presiden Prabowo Subianto hanyalah sikap yang hipokrit

Editor: rustam aji
KRISTIANTO PURNOMO
Calon presiden nomor urut 1 Prabowo Subianto menunjukkan surat suaranya saat menggunakan hak pilihnya pada Pemilu Presiden 2014 di tempat pemungutan suara (TPS) 02 Bojong Koneng, Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Rabu (9/7/2014). KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA — Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI), Arbi Sanit, menilai, klaim nasionalisme yang selalu digembar-gemborkan oleh calon presiden Prabowo Subianto hanyalah sikap yang hipokrit atau munafik. Pasalnya, Prabowo menggunakan konsultan asing asal Amerika Serikat, Rob Allyn, untuk memenangi Pemilu Presiden 2014.

Allyn sebelumnya mengakui bahwa dia membantu Prabowo dalam Pilpres 2014. Namun, dia menolak dikatakan telah menjadi "otak" di balik kampanye hitam atas calon presiden Joko Widodo. (Baca: Konsultan Kampanye Prabowo Asal AS Buka Suara)

“Seperti pernyataannya yang menolak intervensi asing, yang dikesankan seperti nasionalisme sempit era tahun 1920-an saat perang dingin. Akan tetapi, tindakan dan sikap politiknya kan mencla-mencle, hipokrit. Anti-intervensi asing, tetapi gunakan tenaga ahli atau konsultan asing dalam pencapresan,” kata Arbi saat dihubungi, Rabu (16/7/2014).

Menurut Arbi, nasionalisme seseorang cukup dilihat dari tindakan dan rekam jejaknya. Arbi menilai, Prabowo selalu menunjukkan sikap yang kontradiktif antara ucapan dan tindakan. (Baca:Prabowo: Asing Ingin Indonesia Selalu Dipimpin oleh Pemimpin-pemimpin Lemah)

“Bagi saya, tidak ada orang mengklaim nasionalis tetapi punya masa lalu dalam kasus penculikan aktivis. Tidak ada nasionalis tetapi tidak pro-dengan demokrasi,” ujarnya. (Baca: Prabowo: Yang Tegas atau Mencla-mencle)

Arbi menambahkan, contoh lain ketidakselarasan antara ucapan dan perbuatan Prabowo adalah ketika dia menyikapi jurnalis Amerika Serikat, Allan Nairn. Sebelum Pilpres 9 Juli digelar, Allan mengungkapkan isi wawancara off the record dengan Prabowo pada tahun 2001 lalu.

"Prabowo menyebut pernyataan Allan sebagai wujud intervensi asing. Padahal, hingga sekarang, publik belum pernah mendengar Prabowo membantah apa yang disampaikan Allan. Jadi, apa yang ditunjukkan oleh Prabowo itu omong kosong. Omongannya saja sudah tak benar, apalagi tindakannya," pungkas Arbi. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved