Pilpres 2014
Ketua Kamar Dagang AS-Indonesia Puji Penyelenggaraan Pilpres 2014
Ketua Kamar Dagang Amerika-Indonesia, Wayne Forrester, menyampaikan pandangannya, khususnya dari dunia bisnis
Jika Indonesia tidak dapat mengekspor komoditas yang mendatangkan banyak pendapatan atau komoditas setengah-jadi, tidak akan ada penghasilan valuta asing. Jadi, dia harus meninjau semuanya secara lebih menyeluruh dan mengaitkan semua kebijakan dari berbagai kementerian agar dapat terjalin kerja sama. Ini akan memerlukan banyak upaya dan ini bukan hal yang mudah untuk dilakukan sesegera mungkin.
Apa yang perlu diperhatikan pemerintah mendatang untuk menjalin hubungan bisnis Amerika dan Indonesia yang sukses?
Amerika Serikat dan Indonesia memiliki hubungan ekonomi yang kuat. Kami salah satu yang terbesar, atau malah mungkin investor asing terbesar di Indonesia. Bisnis kami sedang bersiap-siap, bahkan pada waktu kita berbicara ini, untuk menginvestasikan beberapa miliar, hingga 70 atau 80 miliar dollar dalam lima tahun mendatang jika pemerintah dan kebijakan-kebijakannya berjalan lancar. Energi dan pertambangan merupakan bidang terkuat bagi investasi asing, khususnya dari Amerika Serikat. Akan sangat membantu dan penting sekali untuk meninjau dengan cermat kebijakan energi dan pertambangan sekarang ini karena banyak perselisihan mengenai kontrak yang masih perlu diselesaikan. Ada larangan ekspor yang mungkin diajukan ke arbitrasi internasional atau WTO.
Saya kira pemerintahan Jokowi tidak ingin masalah-masalah ini terus ada di sektor yang begitu penting bagi Indonesia, yakni energi dan sumber daya alam. Namun, itulah yang dia hadapi dari pemerintahan sebelumnya. Ada pula kebijakan impor terhadap buah dan sayuran Amerika yang belum terselesaikan di WTO. Begitu pula ada beberapa masalah yang muncul dalam bidang perbankan. Ada sejumlah perubahan peraturan yang dapat berdampak bagi bank-bank internasional di Indonesia. Jadi, ia harus betul-betul mencermati nasionalisme ini, atau menurut saya, proteksionisme, secara kritis. Sebagai pengusaha, ia mungkin dapat melihat apa yang perlu diubah, apa yang dapat dipertahankan. Namun, sekarang ini, ada ketidakseimbangan dalam hal ini yang mungkin membuat para investor Amerika sedikit nervous untuk melanjutkan rencana mereka. Mereka akan menunggu siapa yang akan duduk di pemerintahan, siapa saja di kementerian, dan apa yang akan menjadi kebijakan mereka. (*)