Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Harga Elpiji 12 Kg Naik

Elpiji 12 Kg Naik Rp 18 Ribu, Astuti Beralih ke Tabung Melon

Harga Elpiji 12 Kilogram Naik Rp 18 Ribu Per Tabung. Sebagian pelanggan beralih ke tabung gas melon 3kg

Penulis: Daniel Ari Purnomo | Editor: iswidodo

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG- Mendengar kabar naiknya gas elpiji 12 Kg (kilogram) Rp 1.500 per Kg, Indah Astuti berencana gunakan tabung melon atau 3 Kg. Ia tak ingin kebutuhan rumah tangganya bertambah.

"Sudah sewajarnya kalau ibu rumah tangga seperti saya ini mengkalkulasi ulang kebutuhan keluarga saya. Kalau saya tahu adanya informasi kenaikan gas biru (12 Kg ---Red) saya harus mengakali sebaik mungkin pengeluaran kami," ujarnya saat dihubungi Tribun Jateng, Minggu (4/1).

Ia mengatakan sebelumnya tidak mengetahui informasi kenaikan harga gas biru. Katanya, gas yang ia gunakan sekarang belum habis sehingga belum memikirkan untuk membeli. Namun, setelah mendengar informasi kenaikan itu, ia berniat berganti ke tabung melon.

External Relations Marketing Operation PT Pertamina Region IV, Robert MV Dumatubun mengatakan adanya kenaikan harga elpiji 12 Kg. Robert mengimbuhkan kenaikan itu ditetapkan sejak Jumat (2/1) lalu sebesar Rp 1.500 per Kg, tepatnya Rp 18 ribu per tabung.

"Menurut saya aman-aman saja. Elpiji 12 kilo itu kan target pasarnya menengah ke atas. Kemungkinan mereka berpindah ke gas melon ada tetapi tidak semua. Pada prinsipnya, harga elpiji 12 kilo itu merupakan corporate action dalam hal ini adalah Pertamina," ujarnya.

Ia menambahkan, Pertamina sebagai BUMN tidak ingin merugi. Apabila Pertamina merugi, maka Pertamina sedang sakit. Kenaikan harga elpiji ia ibaratkan obat, karena Pertamina membutuhkan penyesuaian harga.

Robert menginformasikan, kenaikan harga bukan kali pertamanya. Sejak tahun 2013 lalu sudah ada rencana terkait penyesuaian harga. Ke depan, lanjutnya, akan ada kenaikan harga elpiji non subsidi secara berkala hingga mendekati harga ekonominya.

"Kalau Pertamina untung, maka keuntungan tidak semena-mena hanya masuk ke Pertamina, tetapi juga masuk ke deviden negara. Kita tidak ingin perusahaan ini merugi," jelasnya.

Di sisi lain, agen elpiji kawasan Sambiroto mengeluhkan langkanya tabung melon. Menurutnya, kelangkaan terjadi setelah pergantian tahun. Ia tak bisa menyediakan stok elpiji dikarenakan hari libur selama dua hari.

"Persediaan kocar-kacir semua. Dari hari Jumat kemarin mendapat kabar kalau harga gas biru mulai naik ketika pukul 06.00 pagi. Waktu saya ingin mengambil, harganya sudah naik dari distributor Rp 131 ribu. Saya melempar harga ke konsumen Rp 135 ribu, hanya ambil laba Rp 4.000," terangnya.

Ia menceritakan, bersama rekan-rekannya telah merekomendasikan kenaikan harga tabung melon juga ke Gubernur Jawa Tengah. Mereka merekomendasikan harga elpiji tiga Kg Rp 1.500, tetapi belum deal.

Terkait kelangkaan tabung melon, ia berharap ada tindakan cepat dari pihak Pertamina untuk menyeimbangkan kondisi yang saat ini ia rasakan.

"Logikanya begini, stok gas elpiji tabung melon hanya 100 bagi 100 orang konsumen. Kalau gas biru naik, kemungkinan pelanggan menengah ke atas berbalik menggunakan tabung melon saya kira tetap ada. Kalau hal itu terjadi maka stok tabung melon juga dipaksa harus ditambah karena ada tambahan permintaan dari konsumen yang berpindah dari gas biru ke tabung melon," terangnya. (tribunjateng/cetak/dna)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved