Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Mutiara Ramadan

Puasa Adalah Perisai

Puasa adalah kebutuhan umat manusia, yang pelaksanaannya sangat intim dan khusus kepada Allah SWT.

KOMPAS.com/Sabrina Asril
Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla buka puasa bersama sejumlah pejabat dan tokoh politik di rumah Ketua MPR Zulkifli Hasan, Jakarta, Senin (22/6/2015). 

TRIBUNJATENG.COM -- Puasa adalah kebutuhan umat manusia, yang pelaksanaannya sangat intim dan khusus kepada Allah SWT.

Sejak dahulu kala, semua umat manusia yang beragama diperintah untuk menjalankan ibadah puasa meski waktunya berbeda-beda. Dan, semua cara puasanya adalah sama, yaitu meninggalkan makan, minum dan nafsu seksnya. Semua manusia yang ingin dirinya baik, membutuhkan latihan berpuasa.

Rasulullah SAW bersabda, "Puasa adalah perisai, maka janganlah dia berkata kotor dan bertindak dungu. Kalau pun ada orang yang mencela atau mencaci maki dirinya hendaknya dia katakan kepadanya, 'Aku sedang puasa'." [HR. Bukhari]

Perisai (tameng) adalah salah satu perlengkapan yang digunakan untuk melindungi diri seseorang dari bahaya. Perisai jelas merupakan salah satu perlengkapan perang.

Al-Qurthubi menjelaskan bahwa ini bukan berarti selain waktu puasa orang boleh mengucapkan kata-kata kotor. Hanya saja ketika sedang berpuasa maka larangan terhadap hal itu semakin keras dan semakin tegas.

Puasa adalah benteng diri yang menjaga stabilitas, antara kecenderungan jiwa baik dan kecenderungan nafsu buruk. Seseorang dapat melindungi dari nafsu yang mendorong berbuat jahat dengan cara berpuasa.

Ketika sedang berpuasa dilatih untuk menjaga pandangan, pendengaran dan pembicaraan yang buruk, sehingga semua panca indranya terbiasa dalam kontrol dirinya.

Rasulullah SAW beberapa kali menegaskan tentang beberapa faedah bagi umat manusia untuk menghindari diri dari perbuatan keji.

Di antaranya, Pertama, perintah puasa kepada orang yang diliputi oleh nafsu birahi, sedang dia tidak mampu untuk menikah. Maka diterapi dengan berpuasa karena bisa memberi pengaruh yang sangat baik untuk memelihara fisik dan kekuatan batin.

Kedua, puasa dapat menjaga seseorang dari perangai buruk dan melatih orang untuk selalu berbuat baik untuk menghindari permusuhan.

Puasa mengajarkan untuk tidak ikut berbuat buruk kepada orang yang memusuhi, memaki dan yang mengajak perang. Tuntunan Nabi SAW bagi orang yang sedang berpuasa untuk tidak melayani orang yang mengganggunya karena ia sedang berpuasa.

Ketiga, penjelasan Rasulullah SAW bahwa surga dikelilingi oleh hal-hal yang tidak disukai. Sedangkan neraka dikelilingi oleh berbagai kesenangan syahwat.

Oleh karena itu, puasa dapat menjadi sarana latihan untuk meninggalkan kesenangan nafsu dan mengerjakan sesuatu yang sesuai dengan hati nurani, sehingga puasa menjadi penyekat antara orang yang berpuasa dengan neraka. Nabi SAW bersabda, "Tidaklah seorang hamba berpuasa satu hari di jalan Allah, melainkan Allah akan jauhkan wajahnya dari api neraka sejauh tujuh puluh tahun perjalanan dengan sebab itu." (HR. Bukhari dan Muslim)

Seusai pertempuran perang Badar, Rasulullah menjelaskan bahwa perang melawan hawa nafsu dan ego diri sendiri adalah perang yang lebih besar dan tak pernah berhenti sampai manusia terkubur di bumi.

Senantiasa berkecamuk pertempuran antara unsur-unsur positif dan negatif dalam diri manusia, pertempuran antara unsur malaikat dan setan, pertempuran antara ketundukan hampa dan keangkuhan manusia, pertempuran melawan diri sendiri, pertempuran untuk menundukkan ego di bawah hati nurani.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved