Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Headline

Enam Pengusaha Komputer Jateng Gulung Tikar

Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada perdagangan Senin (24/8), masih tertekan. Rupiah kembali melemah hingga level psikologis 14.000.

shutterstock
Ilustrasi - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. 

"Produk dari negara Tiongkok harganya cenderung turun 8 sampai 12 persen karena ada devaluasi Yuan," imbuh Andy.

Kondisi serupa juga terjadi di Jakarta. Apin (51) satu dari penjual elektronik mengaku pening lantaran penurunan rupiah berdampak pada penjualan. Bahkan, omzetnya menurun drastis selama satu bulan ini. "Omzet turun 50 persen. Pusing kalau begini terus," ujar Apin saat ditemui di tokonya yang berada di lantai dua pusat pembelanjaan elektronik di Glodok, Senin (24/8).

Menurutnya, selama sebulan terakhir ini, toko elektroniknya sepi dari pengunjung. Apalagi, akibat melemahnya rupiah, harga barang melonjak tiga hingga lima persen. Bayang-bayang bakal gulung tikar pun menghantui Apin.

Indeks babak belur

Bukan hanya rupiah yang tersungkur. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup dengan penurunan 3,97 persen pada Senin sore. Bahkan, posisi indeks yang berada di 4.163,729 merupakan level terendah sejak Desember 2013 lalu.

Untuk diketahui, ada 277 saham yang bergerak negatif. Sementara, jumlah saham yang naik sebanyak 29 saham dan 64 saham lainnya tak berubah posisi. Volume transaksi perdagangan hari ini melibatkan 4,950 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 4,859 triliun.

Secara sektoral, tak ada satu pun sektor yang berhasil naik. Tiga sektor dengan penurunan terbesar antara lain: sektor industri dasar anjlok 7,68 persen, sektor agrikultur turun 6,79 persen, dan sektor industri lain-lain turun 5,54 persen.

IHSG anjlok bersamaan dengan bursa Asia kemarin. Bahkan, bursa asia sudah bersiap memasuki pasar bearish. Mengutip Bloomberg, pada pukul 16.02 waktu Hong Kong, indeks MSCI Asia Pacific anjlok 4,6 persen menjadi 125,43.

Kumpul di Bogor

Sedikitnya 50 pimpinan perusahaan kakap di Tanah Air berkumpul di Istana Bogor ketika rupiah dan indeks ambles. Keberadaan mereka seperti menghembuskan udara panas yang sedang terjadi di lantai bursa. Selain para emiten, tampak pula Wakil Presiden Jusuf Kalla dan sejumlah menteri kabinet kerja Jokowi-JK.

Beberapa menteri yang tampak hadir di antaranya Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Menteri Perdagangan Thomas Thomas Trikasih Lembong, Menteri BUMN Rini Soemarno, dan beberapa menteri lainnya.

Sejumlah pengusaha papan atas tampak duduk berjejer di hadapan Jokowi, Wakil Presiden Jusuf Kalla dan sejumlah menteri kabinet kerja. Bebera pengusaha yang hadir itu diantaranya adalah James Riyadi pemilik Lippo Group, Harry Tanoesudibjo pemilik MNC Group, dan beberapa pengusaha lainnya.

Tidak banyak waktu yang tersedia yang tersedia bagi wartawan di ruangan itu. Sebelum wartawan diminta keluar dari ruangan pertemuan Jokowi sempat mengatakan, bahwa tujuan dikumpulkannya mereka bukan untuk menjelaskan situasi ekonomi terkini.

Namun, Jokowi ingin menegaskan bahwa pemerintah memiliki tekad untuk merespon berbagai masalah yang terjadi. "Dalam situasi seperti ini, memang kita harus punya tekad, bahasa yang santun, tindakan respon yang cepat," ujar Jokowi, Senin (24/8) di Istana Bogor.

Dengan begitu, maka berbagai masalah akan bisa diatasi. Salah satu tantangan yang dihadapi adalah tekanan ekonomi global yang membuat pasar saham dan nilai tukar rupiah anjlok.

Bahkan, dalam sesi perdagangan pertama hari ini, Indeks harga Saham gabungan (IHSG) anjlok 4,37%. Kondisi ini seakan-akan menggambarkan panasnya lantai bursa telah sampai ke lantai Istana. (Wan/dni/tribunnews/wk/ktn/sen)

Sumber: Tribun Jateng
Tags
rupiah
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved