Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kuliner Pekalongan

Jangan Kaget Mendengar Bunyi Braak! Saat Membeli Tauto Tjarlam Pekalongan

Soto Pekalongan memiliki rasa istimewa. Bumbu tauco yang gurih dan sedikit asam menjadikan makanan ini digemari. Satu di antaranya, Tauto Tjarlam.

Penulis: raka f pujangga | Editor: rika irawati
tribun jateng/raka f pujangga
Kuah warna merah menjadi ciri khas tauto Pekalongan. 

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Raka F Pujangga

TRIBUNJATENG.COM - Soto yang satu ini, memiliki kekhasan pada bahan yang digunakan, tauco. Itu sebabnya, soto di Pekalongan ini lebih dikenal sebagai Tauto (tauco soto). Tauco adalah bumbu makanan yang terbuat dari biji kedelai yang telah direbus, dihaluskan dan diaduk bersama tepung terigu kemudian difermentasi.

Tauto Pak Tjarlam, satu di antara beberapa warung tauto yang menjadi jujugan penikmat soto Pekalongan. Warung yang berada di kios Pasar Senggol Sugih Waras, Jalan Dr Cipto, Kelurahan Kauman, Kota Pekalongan, itu dibuka sejak 1950 dan kini dikelola Ahmad Tjarlam (57) yang merupakan generasi ketiga.

Terjun langsung melayani pembeli sejak 1967 membuat Tjarlam cekatan meracik semangkuk tauto pesanan pembeli. Dia memasukkan nasi atau lontong sesuai pilihan pelanggan, bihun, daging dan jeroan sapi, kemudian mengguyur kuah kaldu dari rebusan daging sapi, serta menaburkan daun bawang.

Tjarlam meracik bumbu untuk tauto pesanan pelanggan.
Tjarlam meracik bumbu untuk tauto pesanan pelanggan. (tribun jateng/raka f pujangga)

Belum selesai disitu. Sebelum diantarkan ke meja pemesan, Tjarlam menuangkan kecap dari botol. Bunyi "braaak" terdengar saat Tjarlam menggebrakkan botol ke meja agar aliran kecap ke mangkuk lancar.

"Resep dan penyajian tidak pernah berubah, masih sama seperti generasi sebelumnya. Saya tetap menjaga tradisi itu," kata Tjarlam.

Cita rasa dari semangkuk tauto suguhan Tjarlam sangat kaya. Ada rasa gurih dan asam dari kuah, serta daging yang empuk. Seporsi tauto di warung Tjarlam dibanderol Rp 14 ribu per mangkuk. "Saya jamin, tauto kami tidak menggunakan penyedap atau bumbu masak," tegasnya.

Di warung yang buka setiap hari pukul 08.00-17.00 itu, Tjarlam meracik secara pribadi tauto yang dipesan pembeli. Bahannya, kedelai, bawang merah, bawang putih, kemiri, serta cabai.

Sehari, Tjarlam mampu menjual 100 porsi tauto. Jumlah tersebut meningkat hingga lima kali lipat di hari libur atau Lebaran. Meski kewalahan, Ahmad mengaku bahagia bisa melayani pelanggan.

Tjarlam di depan warung tautonya di kios Pasar Senggol Sugih Waras Pekalongan.
Tjarlam di depan warung tautonya di kios Pasar Senggol Sugih Waras Pekalongan. (tribun jateng/raka f pujangga)

Rasa bumbu di tauto Tjarlam diakui sangat kuat. Ny Bayu, warga Subah, Batang, satu di antara ratusan pelanggan tauto Tjarlam. "Dari saya masih pacaran sampai sekarang punya dua anak, masih suka ke sini. Dagingnya empuk, bumbunya kuat terasa. Pokoknya, enak dan pasti nambah," ujar Ny Bayu yang datang bersama buah hati.

Pelanggan tauto Tjarlam berasal dari berbagai kalangan. Bahkan, dia pernah diundang petinggi kepolisian dan diboyong ke Palembang. Selama tiga hari, dia menyajikan tauto ke petinggi kepolisian, termasuk kapolri. Warungnya yang berukuran 4x3 meter juga pernah dikunjungi menteri koperasi.

"Inginnya, suatu saat, dikunjungi presiden. Meski belum kesampaian, saya senang, tauco buatan saya dipesan dari berbagai daerah, di antaranya Bandung, Jakarta dan Yogyakarta. Bahkan, ada pula pesanan dari Amerika," kata dia bangga.

Selain di kios Pasar Senggol Sugih Waras Pekalongan, Tjarlam membuka cabang di Alun-alun Kota Pekalongan dan di Jalan Urip Sumoharjo, Buaran, Kabupaten Pekalongan. Masing-masing cabang itu dikelola anak dan adik Tjarlam. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved