Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

HARI RAYA KURBAN

Kemeriahan Warga Jleper Demak Gelar Sedekah Bumi Tawur Nasi

Kemeriahan Warga Jleper Demak Gelar Sedekah Bumi Tawur Nasi

Penulis: puthut dwi putranto | Editor: iswidodo
tribunjateng/putut dwi putranto
Warga Desa Jleper, Kecamatan Mijen, Kabupaten Demak, Jawa Tengah menggelar ritual sedekah bumi berupa Tawur Nasi, Jumat (11/09/2015) jelang Idul Adha. 

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Puthut Dwi Putranto

TRIBUNJATENG.COM, DEMAK - Warga Desa Jleper, Kecamatan Mijen, Kabupaten Demak, Jawa Tengah menggelar ritual sedekah bumi (Apitan) berupa "Tawur Nasi", Jumat (11/09/2015) siang. Tradisi budaya yang rutin dilaksanakan setiap tahun menjelang hari raya Idul Adha ini merupakan bentuk rasa syukur masyarakat atas melimpahnya hasil panen pertanian.

Tepat saat jarum jam menunjukkan pukul 13.30 WIB, ribuan warga Desa Jleper yang telah usai menjalankan ibadah salat Jumat, berkumpul di depan halaman rumah pak Kades. Mereka bersuka cita menantikan acara perayaan sedekah bumi.

Di bawah terik sinar matahari, satu persatu pemuda desa itu mulai berdatangan membawa bakul yang berisikan nasi, mie goreng, tahu dan tempe. Ratusan pemuda itu lantas meletakkan barang bawaanya itu di jalan kampung yang hanya berjarak empat meter dari tempat warga berkerumun.

Tak berselang lama, tokoh masyarakat di desa itu hadir ke lokasi untuk membacakan doa. Saat itu warga terlihat khidmat mengamini lantunan doa sang modin. Setelah doa selesai dipanjatkan, ratusan pemuda langsung berebutan mengambil bakul yang telah berisi nasi itu. Mereka kemudian saling serang dengan aksi lempar-lemparan sekepal dua kepal nasi. Aksi kejar-kejaran tak terhindarkan saat itu.

Suasana meriah terlihat di sini. Warga yang menyaksikan tawur nasi itu berteriak dan tertawa. Warga pun mulai berhamburan untuk menghindar, karena mereka pun tak luput dari serangan nasi yang telah berterbangan.

Ya... sekitar durasi lima belas menit, acara tawur nasi yang mayoritas dilakoni oleh pemuda desa ini berakhir. Jalanan kampung yang semula bersih mendadak menjadi kotor lantaran dipenuhi nasi yang berceceran di mana-mana.

" Wah senang mas mengikuti acara ini. Meskipun tubuh saya harus dipenuhi nasi. Ini yang kami tunggu-tunggu. Kami pun malah jadi saling akrab, " ujar pemuda setempat, Abdul (26).

Kepala Desa Jleper, M Tamam, menjelaskan, budaya tawur nasi di desa ini sudah berlangsung sejak ratusan tahun yang lalu. Tradisi sedekah bumi ini, sambung dia, rutin digelar setiap tahun menjelang datangnya hari raya Idul Adha.

TAWUR NASI DI DEMAK

" Jumlah warga desa Jleper mencapai 6.400 jiwa, mereka mayoritas petani. Tawur nasi berlangsung turun temurun. Ini merupakan simbolisasi ungkapan syukur warga kepada Sang Pencipta atas melimpah ruahnya hasil panen pertanian. Alhamdulillah hasil panen kami kali ini berhasil dengan baik, " ungkap Tamam.

Tokoh masyarakat Jleper, Muklis Gufron, menambahkan, tawur nasi ini bukan berarti membuang dengan percuma nasi atau menghambur-hamburkan nasi. Sebab usai acara, nasi yang telah berceceran itu akan dikumpulkan warga dan dipergunakan sebagai pakan unggas.

"Usai tawur nasi, nasi yang berserakan itu kemudian dibersihkan untuk dikumpulkan sebagai pakan ayam atau bebek. Masyarakat percaya jika nasi hasil ritual tersebut dapat melindungi ternak dari penyakit," imbuh Muklis. (tribunjateng/putut dwi putranto)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved