Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Ibadah Haji

Sahabat Karib Ini Menabung Lima Tahun dan Ingin Wafat di Tanah Suci

"Istri saya dan Bu Painem itu sudah lama berteman. Mereka pun sama‑sama menabung untuk berangkat haji. Sudah 5 tahun mereka menabung

NET
Alat berat yang jatuh menimpa jemaah haji di Masjidil Haram. 

SOLO, TRIBUNJATENG.COM - Peristiwa ambruknya crane di Masjidil Haram, Mekkah, Jumat (11/9) petang juga membuat tiga orang jamaah haji yang berangkat dari Embarkasi Solo terluka.

“Ada tiga jamaah yang berangkat dari Embarkasi Solo, beruntung hanya luka-luka, dan sudah mendapatkan perawatan di rumah sakit Arab Saudi,” ungkap Kasubag Humas PPIH Embarkasi Solo, Gentur Rachma Indriadi, Sabtu (12/9).

Ketiga jamaah haji tersebut adalah Umi Dalijah Amat Rais (kloter 24) asal Dusun Jragung, Desa Jogotirto, Kecamatan Brebah, Kabupaten Bantul, Endang Kaswinarmi Poerwomarton (kloter 46) asal Jalan Jati, Pelutan, Kecamatan Pemalang, Kabupaten Pemalang dan Djumali Jamari Setro Wijoyo (kloter 52) asal Dusun Krakal Mukti, Desa Sruwen, Kecamataan Tengaran, Kabupaten Semarang. Korban terakhir langsung kembali ke pemondokan. Djumali sempat pingsan dan menderita luka di jempol kiri, tangan kiri, dan hidung.

Salah satu korban , Endang Kaswinarni, kepada wartawan mengatakan dia sedang melaksanakan shalat maghrib saat crane itu menghantam lantai 3 Masjidil Haram. Reruntuhan masjid yang berhamburan dihantam crane itu mengenai kepala dan kaki perempuan asal Kabupaten Pemalang itu.

“Tiba-tiba ada suara gemuruh dan tahu-tahu kepala dan kaki saya sudah terluka. Sempat muntah sebelum dilarikan petugas ke rumah sakit,” ujarnya.

Setelah mendapatkan perawatan dari Rumah Sakit Arab Saudi (RAS), dia diperbolehkan pulang. Endang bersama sejumlah korban luka ringan lainnya didata dan kemudian diantar kembali menuju pemondokan, Sabtu siang.

Sementara itu, dua jamaah haji korban meninggal dunia asal Medan, masing‑masing Safarini binti Baharudin (50) dan Painem Dalio Abdullah (63) merupakan sahabat karib yang tak terpisahkan. Bahkan, sebelum berangkat haji bersama, keduanya pun sepakat untuk menabung.

"Istri saya dan Bu Painem itu sudah lama berteman. Mereka pun sama‑sama menabung untuk berangkat haji. Sudah 5 tahun mereka menabung," cerita Ngatirin (52), suami dari almarhumah Safarini, Sabtu siang.

Ia menyebut, pascamendapat kabar bahwa istrinya meninggal dunia di tanah suci, pihak keluarga pun sepakat untuk tidak membawa jenazah ke Indonesia.

"Rencana akan dimakamkan di Mekkah saja. Mudah‑mudahan istri saya bisa diterima di sisi Allah SWT," kata Ngatirin menangis. "Kalau dari pihak Departemen Agama belum ada datang. Paling tadi dari keluarga pembimbing haji istri saya saja yang datang ke sini," kata Ngatirin.

Sementara M Tayib, suami Painem terlihat terus memegang foto istrinya. Raut wajahnya terpancar kesedihan, mendengar istri yang amat ia cintai menjadi korban peristiwa jatuhnya crane di Masjidil Haram Mekkah.

Dari data resmi pemerintah, warga negara Indonesia yang meninggal berjumlah dua orang dan 33 luka. Keduanya adalah Iti Rasti Darmini , No Paspor: B0716645, Kloter: JKS ‑ 023 dan Masnauli Sijuadil Hasibuan. Namun, dua keluarga dari Medan, Sumatera Utara memastikan, keluarganya juga meninggal. Yaitu, dua sahabat Safarini binti Baharudin (50) dan Painem Dalio Abdullah (63) .

Keluarga ikhlas

Di Bandung, Arbani Sodiq (31) duduk sila beralas karpet di ruangan tengah rumah sambil berbincang dengan tetangga. Jeda sejenak, sorot mata pria tersebut menatap dua figura yang menempel di tembok bercat putih.

Dia terus melihat foto ibu kandungnya, Iti Rasti (56) binti Darmini. Iti, warga Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, salah satu korban meninggal akibat insiden crane roboh di Masjidil Haram.

Kabar Iti meninggal mengejutkan seluruh keluarga dan tetangga. Iti yang asli Kuningan itu sudah lama tinggal Jalan Nyampay No.45, RT 2 RW 10, Desa Cibogo, Kecamatan Lembang, Kabubaten Bandung Barat, Jawa Barat. Kini suasana duka tergambar jelas di rumah satu lantai tersebut.

Arbani mengungkapkan kisah haru tak terlupakan berkaitan kepergian ibunda tercinta. "Jauh hari sebelum berangkat menunaikan ibadah haji, mamah sempat mengumpulkan anak-anaknya. Mamah sempat berucap ingin meninggal di tanah suci," kata Arbani saat ditemui di rumah duka, Sabtu.

Menurut Arbani, ucapan tersebut ternyata sering disampaikan Iti sewaktu kegiatan pengajian. Pada akhir Agustus 2015 lalu, Iti dan suaminya, Duskarno (67), berkesempatan menunaikan ibadah haji bersama rombongan Kloter 23/JKS.

Untuk diketahui, Kloter 23/JKS ialah embarkasi Jakarta. Pasangan suami istri ini kali pertama menginjakkan kakinya di tanah suci setelah empat tahun lamanya menabung. "Kami keluarga sudah ikhlas. Nanti mamah dimakamkan di Arab. Kami percaya mamah meninggal syahid," ujar Arbani.

Panitia Penyelenggaraan Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi menyiapkan layanan telepon lewat nomor +966 543603154 yang bisa diakses langsung oleh keluarga jamaah Indonesia yang menjadi korban robohnya alat berat di Masjidil Haram.

"Nomor tersebut bisa diakses langsung sekarang," kata Kepala Daerah Kerja Makkah Arsyad Hidayat, Sabtu (12/9) dini hari. (tribun medan/tribun/eko/detikcom)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved