Komunitas Khobes
Budi dkk Biasa Touring hingga ke Jatim
ZAMAN memang berubah. Awal kemunculannya, Honda Super Cub dan C70 pada 1960 hingga 1970-an merupakan motor yang hits di kalangan kaum muda kala itu.
Mengendarai motor tua justru menjadi kebanggaan para anak muda yang tergabung dalam Komunitas Honda Bebek Sepuh atau Khobes. Meski motor matic produksi terbaru dengan CC besar banyak berseliweran di jalanan, tak membuat anggota komunitas ini mati gaya.
ZAMAN memang berubah. Awal kemunculannya, Honda Super Cub dan C70 pada 1960 hingga 1970-an merupakan motor yang hits di kalangan kaum muda kala itu. Kini, keberadaan motor pitung (keluaran tahun 1970-an) justru menjadi legenda dan antik. Tergerak untuk membangkitkan eksistensi sang legenda, Berbudhi Rachman Hidayat bersama dua orang kawannya membentuk komunitas penggemar motor jenis ini.
Budi, sapaannya, mengatakan, bermula pada Oktober 2013 silam. Saat itu hanya ada tiga orang. Sempat vakum beberapa bulan, komunitas ini kembali hidup pada Februari tahun berikutnya. "Dulu kami saling chat di grup Facebook. Namun kemudian vakum, hingga suatu ketika komunitas ini dihidupkan lagi oleh tujuh orang berkat jasa Mas Yudhi Gondrong, pecinta motor tua dari Demak," jelasnya.
Ia menjelaskan, komunitas Khobes sebetulnya tidak membatasi diri, semua bisa bergabung terutama mereka yang memiliki motor tua. Hanya saja kencenderungan hingga saat ini banyak diantaranya yang memiliki motor C70 dan Super Cub yang bergabung.
"Kami sebetulnya ingin penggemar motor jenis bebek tua bisa bergabung. Bagi kami yang utama guyubnya dulu, soal motor nomor dua. Saat ini jumlah anggota ada 37 orang," tambahnya.
Sebelum bergabung bersama Khobes, Budi sempat bergaul dengan beberapa komunitas motor lain. Dari situlah ia belajar bagaimana mengelola sebuah organisasi komunitas motor.
Sebagai kegiatan komunitas, Khobes kerap menggelar agenda touring. Saat ini lokasi paling jauh yang pernah dituju, ujar Budi, adalah Gresik, Jatim. Lainnya, masih di seputaran Jateng-DIY.
Ia menyebut, dengan semangat saling guyub, tak jarang komunitasnya juga mengikuti agenda touring dari klub atau komunitas motor lainnya. Budi menyebut komunitasnya tak ingin menjadi perkumpulan yang eksklusif dan justru ingin saling gandeng dengan komunitas motor lainnya di Semarang.
"Kami juga biasa bergabung touring dengan komunitas lain. Tujuannya agar bisa guyub dan saling kenal antarkomunitas," terangnya.
Bukan hanya itu, kegiatan sosial juga dilakukan. Di antaranya, memberi santunan kepada anak yatim dan panti asuhan khusus anak cacat.
"Saat peringatan hari ulang tahun komunitas, kami menggalang dana untuk disumbangkan ke panti asuhan. Saat puasa Ramadan, kami juga membagi takjil kepada pengguna kendaraan di kawasan Simpanglima," ujar pria yang saat ini menempati posisi sebagai Humas Khobes.
Budi menyebut, untuk jangka panjang Khobes memiliki rencana membuat satu kegiatan yang sifatnya lebih personal, yakni berkunjung ke tiap anggota agar bisa lebih saling kenal dengan keluarganya. Selain itu Khobes juga berencana untuk menggelar ajang silaturahmi dengan seluruh penggemar dan penyuka motor bebek tua.
"Kami berangan-angan ada semacam jambore nasional untuk para pecinta motor bebek tua," tandasnya.
Budi sendiri sudah menggemari motor tua semenjak duduk di bangku SMP. Motor yang diberikan kepadanya saat itu adalah Super Cub 800. Yang bikin kepincut dari motor yang masuk dalam jajaran edisi awal bebek merek Honda ini adalah perawatannya yang mudah dan mesinnya yang bandel.
"Aku dapat motor ini sekitar 2003 waktu masih kelas tiga SMP. Sayang kalau dijual, nilai historisnya itu nggak ternilai," ungkapnya.