Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Liputan Khusus

Mengintip Penipuan Oknum Pedagang Burung di Pasar Karimata (1)

Telitilah saat membeli burung kicau di pasar burung Karimata, Jalan Kartini, Kota Semarang karena Anda bisa menjadi korban penipuan

Editor: rustam aji
tribunjateng/WAHYU SULISTYAWAN
ILUSTRASI - PASAR BURUNG DI KARTINI SEMARANG 

TRIBUNJATENG.COM – Telitilah saat membeli burung kicau di pasar burung Karimata, Jalan Kartini, Kota Semarang karena Anda bisa menjadi korban penipuan oleh oknum pedagang nakal.

Pelaku menyemir bulu burung agar tampak lebih indah dan menyuntikkan cairan infus sehingga burung terlihat lincah, namun beberapa jam kemudian burung itu mati.

Seorang pecinta burung kicau, sebut saja Yayan tampak kesal dengan kelakuan oknum pedagang burung tersebut. Bulu burung Kacer Sekoci yang dibeli Yayan berubah setelah dua bulan dipelihara.

Oknum pedagang tersebut rupanya telah menyemir bulu Sekoci betina dari warna abu-abu menjadi hitam gelap agar terlihat seperti burung jantan. "Ternyata yang saya beli Sekoci betina. Ketahuan kalau betina dua bulan setelah beli. Warna bulu mulai berubah," katanya kepada Tribun Jateng, belum lama ini.

Yayan tergiur membeli burung tersebut lantaran dijual di bawah harga pasar. Akibat aksi tipu oknum pedagang, Yayan mengalami kerugian sekitar Rp 300 ribu. Peristiwa ini menjadi pengalaman Yayan untuk lebih berhati-hati dalam membeli burung kicau.

"Saran saya bagi pemula kalau mau beli burung pastikan burung itu asli atau bukan semiran. Jangan tergiur harga murah dan belilah di penjual yang sudah terpercaya," ujarnya.

Ya, kini masyarakat sedang gandrung memelihara burung kicau. Rupanya fenomena itu dimanfaatkan oknum pedagang untuk menipu pembeli. Tribun mencoba menemui seseorang yang sudah berkecimpung dalam jual beli burung kicau selama 25 tahun.

Atas permintaan narasumber, namanya kami samarkan, sebut saja Agus. Ia mengatakan berbagai modus dilakukan oknum pedagang untuk menipu, di antaranya yakni menyemir warna bulu burung untuk menjadikan burung betina seperti terlihat jantan dan membuat suara burung terdengar lebih indah lewat mulut (contong).

Selisih harga jual burung betina dengan jantan cukup besar. Misalkan Kacer betina dibanderol sekitar Rp 350 ribu, sedangkan Kacer jantan dibanderol sampai Rp 600 ribu atau Murai betina dibanderol Rp 1 juta, sedangkan Murai jantan bisa sampai Rp 2,5 juta. Dari warna bulu terdapat perbedaan antara jantan dan betina.

"Pelaku menyemir bulu burung betina biar dikira jantan. Mereka pakai semir rambut dan bisa bertahan sampai berbulan-bulan. Suara burung betina monoton ketimbang jantan, makanya burung jantan banyak dibeli. Modus menyemir bulu bisa terjadi di semua jenis burung. Kebanyakan burung yang lagi ngetren kayak Kacer, Murai, dan Lovebird," ujar Agus, belum lama ini.

Selain biar dikira burung jantan, lanjut Agus, pelaku menyemir bulu burung agar mengubahnya menjadi jenis burung yang lebih mahal harga jualnya. Misalkan mengubah Lovebird jenis kepala emas menjadi Lovebird jenis blorok. Harga Lovebird blorok lebih mahal ketimbang Lovebird kepala emas.

"Bisa dibayangkan mengubah Lovebird kepala emas menjadi blorok itu butuh ketelitian yang tinggi dalam penyemiran. Pelaku kayak melukis di atas kanvas biar mirip dengan Lovebird blorok asli. Penyemiran Lovebird kebanyakan dilakukan di Solo kemudian dijual ke Semarang," ujarnya.

Tips hindari penipuan

Agus memberi tips untuk mengetahui burung semiran atau tidak yakni dengan meletakkan burung di dalam sangkar dan terpapar sinar matahari. "Bulu asli akan lebih mengkilat ketika kena sinar matahari. Dan jika warna hitam akan lebih pekat.

Sedangkan warna bulu burung semiran lebih kusam dan pecah. Pelaku biasanya menjual di bawah harga pasar sehingga hal tersebut menarik pembeli. Makanya ketika membeli burung jangan terburu-buru terpikat karena murah," ujarnya.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved