Destinasi Wonosobo
Cantiknya Matahari Terbit di Bukit Sikunir Dieng
Keindahan sunrise di Sikunir selalu memesona. Tak heran, setiap pagi, bukit ini tak pernah sepi dari wisatawan.
Penulis: suharno | Editor: rika irawati
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Suharno
TRIBUNJATENG.COM - Jarum di jam tangan menujukkan waktu 03.00 dini hari. Langit masih tampak hitam pekat dan suhu dingin terasa menembus jaket tebal hingga sampai ke dalam tubuh.
(tribun jateng/hermawan handaka)
Langit yang masih gelap dan suhu udara sangat dingin, tidak mengurungkan niat Didik Santoso dan tiga rekannya menuju Bukit Sikunir yang berada di Desa Sembungan, Dieng, Wonosobo.
Perjalanan dari Kota Wonosobo menuju ke Dieng membutuhkan waktu sekitar 60 menit. Sesampainya di kawasan Dieng puluhan bahkan ratusan kendaraan bermotor memenuhi jalanan dataran tinggi ini karena hari ini merupakan akhir pekan.
Puluhan motor ini secara beriringan dan tidak putus putus menuju satu rute juga menuju ke Gunung Sikunir. Sesampainya di kaki Gunung, puluhan motor lainnya sudah banyak terparkir di tempat tempat parkir.
Selain itu, puluhan tenda juga sudah terpasang di pinggir Telaga Cebong yang terletak di kaki Sikunir.
Ratusan orang ini termasuk Didik dkk datang ke Desa Sembungan yang merupakan desa tertinggi di Pulau Jawa untuk melihat golden sunrise dari Puncak Sikunir.
Perlu waktu 30 hingga 45 menit untuk sampai ke Puncak Sikunir dari Telaga Cebong.
Perjalanan tidak terasa lama karena banyaknya orang yang naik ke puncak setinggi 2.463 meter dari permukaan laut (mdpl), serta mudah untuk naik karena sudah dibuatkan tangga tangga dari bebatuan.
Jarum di arloji Didik sudah menunjukkan pukul 04.50, yang berarti beberapa saat lagi, dia dan kawan kawannya dapat melihat sunrise dari desa tertinggi di Pulau Jawa ini.
Dia pun memiliki waktu sekitar 30 menit untuk beristirahat sejenak di puncak dan mencari bebatuan besar untuk merebahkan badan.
Bukit Sikunir tak pernah sepi wisatawan yang ingin menikmati indahnya matahari terbit. (tribun jateng/hermawan handaka)
"Di puncak sudah banyak orang yang juga menunggu sunrise. Karena tidak bawa tenda maka kami mencari bebatuan yang lebar untuk berbaring dan tidak kedingian apabila berbaring di rerumputan," ujar pekerja asal Semarang yang mengisi waktu liburnya untuk menikmati sunrise di Sikunir ini.
Ketika jam sudah menunjukkan waktu 05.30, Didik dan rekan rekannya pun langsung menyiapkan kamera mereka untuk mengabadikan momen sunrise baik mengambil gambar hingga merekam di video.