Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Sun Go Kong Gandeng Erat Anoman di Malam Perayaan Cap Go Meh Sekolah Nasional Karangturi

Malam perayaan Cap Go Meh kembali digelar Sekolah Nasional Karangturi.

Penulis: rival al manaf | Editor: rustam aji
tribun jateng/m syofri kurniawan
Guru dan siswa mengikuti karnaval perayaan Cap Go Meh di Sekolah Karangturi, Jalan Padma Boulevard Selatan Blok F, Komplek Perumahan Graha Padma, Kota Semarang, Jumat (19/02/2016). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Malam perayaan Cap Go Meh kembali digelar Sekolah Nasional Karangturi. Acara yang meriah itu berlangsung di kampus kompleks Perumahan Graha Padma, Jalan Padma Boulevard Selatan Blok F, Semarang, Jumat (19/2/2016).

Ada nuansa berbeda dari perayaan terdahulu. Tahun ini, seluruh siswa TK hingga SMA mengolaborasikan kebudayaan Tionghoa dan Jawa dalam karnaval dan berbagai pentas seni.

Barisan terdepan dalam pawai adalah siswa-siswi yang memakai busana adat Jawa dan Tionghoa. Di belakangnya atraksi barongsai, liong, dan drumband Batalyon Arhanudse 15 Semarang.

Tak kalah menarik, kehadiran rombongan "para pencari kitab suci". Mereka adalah Biksu Tong dkk yang akrab berjalan dengan punakawan.

Tentu saja ada si kera sakti, Sun Go Kong, yang menggandeng erat kera sakti lain, Anoman. Tak tanggung-tanggung, sosok Sun Go Kong ada dua.

Setelah karnaval selesai, peserta berjalan kembali ke sekolah. Di kampus, para pelajar TK siap menampilkan tarian kera di depan Wali Kota Hendrar Prihadi.


YOUTUBE (TRIBUNJATENG.COM)

Para penari bertopeng kera itu mulai berjoget lucu. Gerakan mereka begitu polos sehingga mengundang senyum dan aplaus berkepanjangan.

Perayaan ini makin semarak ketika 3.000 lunpia cap go meh dibagikan kepada ribuan pengunjung. Para hadirin yang memadati halaman sekolah itu berasal dari berbagai kalangan di Semarang.

Lunpia tersebut merupakan kreasi siswa-siswi SMP Karangturi. Wali Kota pun tak bosan-bosan mengemukakan pujian.

"Menarik sekali perayaan Cap Go Meh di sini. Dengan mengakulturasikan budaya lokal, bukan hanya Tionghoa," terang pria yang akrab dipanggil Hendi itu.

Hendi yang mencicipi lunpia cap go meh mengaku terkesan atas masakan para pelajar SMP ini. Dia menyebutnya sebagai kreasi baru yang memadukan lontong cap go meh dan lunpia.

Menurutnya, jenis lunpia itu bisa menjadi menu khas baru Semarang. Wisatawan yang datang mesti menikmati supaya bisa merasakan kelezatannya.

"Lunpia cap go meh ini akan kami share kepada para pegiat kuliner. Itu yang terpenting sehingga bisa dijual sebagai produk unggulan. Jadi Semarang memiliki variasi kuliner yang memanjakan wisatawan dalam dan luar negeri," imbuh Hendi.

Ketua Yayasan Karangturi, Harjanto Halim, menyebut para pelajar dan pendidik di sekolahnya heterogen. Mereka datang dari berbagai latar belakang.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved