Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Wow, Ikan Cupang Wawan Kudus Sudah 'Berenang' hingga Amerika Serikat

Wow, Ikan Cupang Wawan Kudus Sudah 'Berenang' hingga Amerika Serikat

Penulis: yayan isro roziki | Editor: iswidodo
TRIBUNJATENG/YAYAN
Wow, Ikan Cupang Wawan Kudus Sudah Berenang hingga Amerika Serikat. Wawan tunjukkan koleksi ikannya di Jalan Raya Kudus - Jepara Km 5, Dukuh Jetak, Desa Mijen, Kaliwungu, Minggu (3/4) 

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS- Tangan Muh Aris Dermawan (36), tampak lincah saat hendak menangkap seekor ikan cupang, dalam akuarium, di kiosnya Dharma Betta di Jalan Raya Kudus-Jepara Km 5 tepatnya di Dukuh Jetak, Desa Mijen, Kecamatan Kaliwungu, Minggu (3/4).

Tanpa kesulitan, ikan hias tersebut telah masuk dalam kantong plastik bening berukuran kecil.
"Ini pesanan orang, akan dikirim ke Jakarta," kata pria yang akrab disapa Wawan ini.

Disampaikan, sudah lebih dari dua tahun ini ia menggeluti bisnis ikan cupang. Menurut dia, bermula dari hobi memelihara ikan hias itu, kemudian coba menjadi peternak, dan sekarang lebih berkonsentrasi sebagai seorang reseller. "Suka ikan cupang sudah lama, tapi mulai menjadikannya lahan bisnis sejak sekitar 2013," ucap dia.

Dikatakan, sejak menggeluti bisnis ini, ia sudah berkali-kali menjual dan mengirimkan ikan cupang koleksinya ke luar negeri. Di antaranya ke Amerka Serikat, German, Singapura, Malaysia, Thailand, dan beberapa negara lain. "Kalau lokal Indonesia, sudah ke berbagai kota juga. Antara lain, Surabaya, Jakarta, Bandung, dan lainnya," ucap dia.

Menurut Wawan, para pelanggan tahu ikan koleksinya dari foto-foto yang ia upload di media sosial (medsos). "Jadi, calon pembeli tahu saya punya ikan apa ya dari medsos," kata ayah dua putra ini.

Disinggung apakah ikan-ikan tersebut bisa tetap sehat hingga di tempat tujuan, menurut dia, memang ada teknik khusus untuk itu. Dipaparkan, ikan yang hendak dikirimkan harus puasa selama sekitar 24 jam.

Selain itu, air yang digunakan untuk proses pengiriman juga harus sudah diendapkan selama sehari semalam. "Jadi, selama dalam perjalanan, ikan tak akan buang kotoran. Kalau sampai buang kotoran, itu nanti akan jadi racun, dan itu lah yang menyebabkan ikan mati," urainya.

Mengenai teknik pengepakan, sambung dia, sebenarnya cukup sederhana. Ikan yang telah dipuasakan selama 24 jam dimasukkan ke dalam kantong plastik berisia air yang telah diendapkan.

"Kemudian, kantung plastik tersebut ditali secara kencang. Selanjutnya, kantong plastik tersebut dibungkus lagi menggunakan styrofoam," paparnya.

Diakui, ia juga pernah menderita kerugian yang tak sedikit. Itu dialaminya ketika masih awal-awal menggeluti bisnis ini. Penyebabnya, beberapa ikan yang dikirimkan mati saat tiba di tujuan. "Waktu itu belum berpengalaman soal packing, begitu sampai tujuan, ikan mati semua. Ya konsekuensinya semua uang yang telah dikirimkan saya kembalikan lagi," kenangnya.

Mengenai jenis ikan, menurut Wawan, secara garis besar ada tiga. Yakni Halfmoon, Plakat, dan Serit (Crowntail). "Cupang itu sudah mendunia, di mana-mana ada. Sementara, yang cupang asli Indonesia adalah jenis Serit," tutur Wawan.

Kelebihan cupang dari Indonesia adalah dalam segi bentuk tubuh dan juga warna. Ikan itu hasil perkawinan silang dari berbagai jenis ikan. "Jadi, peternak dan penghobi ikan cupang di Indonesia saya pikir lebih kreatif. Mereka terus berinovasi secara genetik, dengan mengawinkan silang beberapa jenis ikan," katanya. Harga seekor ikan cupang sekitar Rp 1 juta, belum termasuk ongkos kirim. (tribunjateng/yayan isro roziki)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved