Kecelakaan Maut di Batang
Kisah Tragis Bus Kramat Djati Menabrak Truk Belok di Alas Roban
Kisah Tragis Bus Kramat Djati Menabrak Truk Belok di Alas Roban
TRIBUNJATENG.COM, BATANG- Kecelakaan maut di pengujung arus balik Lebaran 2016 di Batang menyisakan duka mendalam bagi keluarga korban. Bus malam Kramat Djati B 7075 TGB menghantam truk kontainer W 9233 UN yang membawa amoniak, di jalur lingkar Alas Roban, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang , Sabtu (16/7) malam.
Sebanyak enam orang tewas dan 40 orang luka-luka dalam kejadian itu. Seorang korban selamat, Didik Tricahyono (38), mengungkapkan di antara korban tewas ada yang sampai kepalanya terpisah dari badan alias terpenggal.
Didik bersama rekannya sempat mengabadikan kondisi korban yang tewas mengenaskan tersebut dengan smartphone. “Saya mengabadikan ini siapa tahu nanti penting untuk kepolisian, meski sebenarnya juga takut," kata warga Godong, Grobogan itu di Rumah Sakit Islam (RSI) Weleri, Minggu (17/7) dini hari.
Saat kejadian Didik duduk di kursi deretan keempat belakang sopir. Ia kemudian asyik bermain ponsel. Sebelum terjadi kecelakaan ia merasakan bus melaju sangat kencang. Tiba-tiba terlihat truk pada posisi kiri jalan akan memutar balik. "Sopir bus mengira sopir truk akan memberikan jalan. Ternyata malah motong jalan dan muter balik. Bus dengan kecepatan tinggi tidak dapat mengerem dan sempat membanting stir," ujarnya.
Saat sopir membanting stir, ia merasakan roda kiri belakang bus terangkat. Badan bus kemudian terbalik dan terseret hingga jarak 10 meter. Saat kejadian tangan kanan Didik masih sempat menopang seorang anak berumur (11) agar tidak terpental dari bus. Tangan kirinya terseret di aspal. "Setelah anak tersebut aman dan diambil ibunya, saya langsung mengecek kondisi bus, apakah bus tersebut terbakar atau tidak. Saya mengalami luka pada tangan kiri dan kanan. Saya tidak melihat sopir dan kernet setelah kejadian. Mungkin sopir dan kernet melarikan diri," ujarnya.
Didik kemudian membantu mengevakuasi para korban tewas di mana salah satunya dengan kondisi kepala terpisah dari tubuh, wajah terbelah, dan perut terbelah. "Saya sendiri dibawa ke rumah sakit dengan menggunakan mobil warga. Dokter menyatakan saya tidak kenapa-napa. Saya cuma luka pada tangan kiri dan kanan, memar punggung dan dada," katanya.
Pria yang bekerja di bidang konstruksi di Jakarta ini mengatakan enam korban tewas kebanyakan duduk di sebelah kiri deretan kursi bus. Dia mengatakan Bus Kramat Djati berjalan normal sejak dari Grobogan. Para penumpang juga sempat transit untuk makan di RS Sari Rasa beberapa menit sebelum peristiwa itu terjadi. "Kondisi bus penuh penumpang. Saya lihat tempat duduk terlihat penuh ditambah penumpang yang membawa anak. Saya sendiri berangkat sendirian ke Jakarta setelah mudik lebaran," tandas Didik.
Korban tertidur
Perasaan campur aduk dialami Hassanudin (30), penumpang Bus Kramat Djati yang menabrak truk kontainer. Ia menyaksikan penumpang di sampingnya, Kasmin, sudah tidak bernyawa selepas bus menabrak truk lalu terbalik. Pria asal Jakarta yang pulang mengantar istrinya, Juliatun, mudik ke Grobogan bersama anak pertamanya itu, tak menyangka orang yang baru dikenalnya mengembuskan nyawa terakhir dalam kejadian tersebut. "Saya kenalan dengan Kasmin saat naik di terminal Godong, Grobogan. Saya merasa miris tapi juga bersyukur saya dan keluarga masih diberi keselamatan. Saya dalam kondisi terjaga saat kejadian, sedangkan Kasmin tertidur dan meninggal di tempat," ujar pria yang akrab disapa Hasan itu di RSI Weleri, Minggu dini hari.
Dia mengatakan seluruh penumpang Kramat Djati berangkat dari Terminal Godong pada pukul 16.00. Sekitar pukul 19.00 rombongan penumpang sempat transit makan di Rumah Makan Sari Rasa yang lokasinya tak jauh dari RSI Weleri. Dia tidak menyangka beberapa menit berselang dia harus kembali ke arah yang dialalui untuk mendapatkan perawatan.
Tak menyalakan sein
Kasat Lantas Polres Batang, AKP Rendi Johan mengaku sudah melakukan penyelidikan dan memeriksa sejumlah saksi. Seluruh korban sudah ditangani rumah sakit sedangkan evakuasi bus memakan waktu hingga tiga jam.
Kanit Laka Lantas Polres Batang, Iptu Ade Triken, menyatakan pihaknya telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dibantu Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Jateng. Kendati demikian, pihaknya belum mengetahui kapan hasil olah TKP tersebut akan keluar. "Biasanya terbit dalam bentuk surat yang dikeluarkan Ditlantas Polda Jateng. Kemungkinan minggu depan," jelas dia.
Polisi telah memeriksa sopir truk, Santoso, warga Surabaya, yang mengaku sedang memutar arah sebelum terjadinya kecelakaan. "Bus memang melaju kencang dan sopir truk tidak menyalakan lampu sein saat akan memutar balik," ujar dia. Sopir Bus Kramat Djati, Lesman, warga Blora mengaku pemandangannya kurang jelas karena kondisi jalan sangat gelap. Pantauan di lapangan lampu penerangan di jalur lingkar Alas Roban sangat minim. (tribunjateng/cetak/alv/rtp/raf/put)