Kepala Ombudsman Jateng Meninggal
Yoga Tak Mengira Jenazah yang Diangkat Itu Ternyata Achmad Zaid Sepupunya
Yoga Tak Mengira Jenazah yang Diangkat Itu Ternyata Achmad Zaid Sepupunya
Penulis: puthut dwi putranto | Editor: iswidodo
TRIBUNJATENG.COM, DEMAK- Kepala Ombudsman RI Perwakilan Jawa Tengah Achmad Zaid meninggal dunia dalam kecelakaan maut di perlintasan rel kereta api, Desa Brumbung, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Kamis (11/8) siang sekitar pukul 12.45.
Zaid yang mengemudikan sendiri Kijang Innova H 8985 YW tertabrak kereta Maharani jurusan Semarang-Surabaya saat menyeberang di perlintasan kereta api tak berpalang.
Selain Zaid tiga penumpang lain yang berada di dalam mobil mengalami luka-luka. Rombongan Ombudsman RI Perwakilan Jateng saat itu berencana akan makan siang seusai sidak di SDN 6 Brumbung.
Rel kereta api tanpa palang di Desa Brumbung, yang menjadi lokasi kecelakaan, ternyata hanya berjarak sekitar 300 meter dari rumah kontrakan Kepala Ombudsman RI Perwakilan Jawa Tengah, Achmad Zaid.
Zaid yang mengemudikan mobil bahkan sempat melintas melewati rumah kontrakannya yang sederhana berukuran 6X12 meter. Meski memiliki jabatan strategis sebagai Kepala Ombudsman RI Perwakilan Jawa Tengah, Zaid tetap tinggal di kontrakan yang jauh dari kesan mewah. Lantai rumah itu tak berkeramik, hanya plesteran semen.
Kang Zaid sudah hampir dua tahun tinggal sama istri dan ketiga anaknya di Desa Brumbung, RT 12 RW 1, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Zaid sendiri asli warga Kaligawe, Semarang. Ia menikah dengan Khoiriyah warga Mranggen lalu tinggal di Mranggen belasan tahun terakhir.
Sesaat setelah kecelakaan, kakak sepupu Zaid, Anik Prayoga, yang tinggal dekat lokasi kecelakaan, sempat mengangkat jenazah Zaid. Namun Yoga tak mengenali Zaid.
"Saya dengar suara duaaarrr. Keras sekali bunyinya. Lalu saya berlari keluar rumah mengendarai motor ke lokasi," kata Yoga kepada Tribun di rumah duka, kemarin.
Sesampainya di lokasi kejadian, Yoga melihat dua pria tergeletak jauh dari lokasi mobil yang rusak parah tersebut. Yoga bersama warga lain mengangkat seorang pria. Namun Yoga tak menyadari jika korban yang diangkatnya itu ternyata adik sepupunya.
"Kami angkat dan menaruh di depan halaman rumah warga. Saya nggak sadar kalau itu adik sepupu saya. Saya baru tahu sesudah pulang ke rumah," katanya.
Yoga bersama warga juga mengevakuasi korban lainnya termasuk dua perempuan di kursi tengah. Saat itu dua korban tersebut hanya bisa merintih lantaran mengalami luka serius.
"Pak Zaid mengalami luka serius dan meninggal dunia di lokasi kejadian. Tiga luka-luka dan dilarikan ke RS Pelita Anugerah Mranggen," kata Anggota Sat Lantas Polres Demak, Aipda Iswanto saat ditemui Tribun di lokasi kejadian.
Ajak makan soto
Innova itu kondisinya ringsek pada bagian depan termasuk kedua pintu bagian depan. Berdasarkan keterangan yang dihimpun Tribun, Zaid memegang kemudi kemudi. Asisten Pratama Ombudsman RI Perwakilan Jawa Tengah, Anshori duduk di sampingnya.
Duduk di bagian tengah adalah anggota Ombudsman RI Perwakilan Jawa Tengah, Elyna Noor Dina Nazla dan mahasiswa magang dari Undip, Dewi Ayu.
Mereka dalam perjalanan menuju ke warung Soto Sawah, Mranggen, seusai rampung sidak di SDN 6 Batursari. Saat sidak di SDN 6 Batursari, kepada beberapa wartawan yang ikut, Zaid mengutarakan niatnya untuk bersantap siang di warung soto tersebut.
"Ayo teman-teman, kita mengobrol di warung soto sawah. Saya tahu lokasinya. Saya sering, makan di sana. Sotonya enak dan suasana di area persawahan," kata Zaid saat itu.
Beberapa wartawan yang terlebih dahulu sampai di lokasi Soto Sawah menunggu kedatangan rombongan Ombudsman RI Perwakilan Jawa Tengah. Tapi, hingga lebih dari setengah jam ditunggu, Zaid tak kunjung tiba. Bahkan saat dihubungi juga tak ada respon.
Ternyata nahas, di tengah perjalanan, Zaid yang berjalan dari arah selatan tertabrak Kereta Maharani jurusan Semarang-Surabaya yang melaju dari arah barat. Mobil yang disopiri Zaid terpental hingga sepuluh meter.
"Bapak yang menyopir karena tahu lokasinya," tutur Dewi, yang terbaring lemas di RS Pelita Anugerah Mranggen, kemarin. Saat mobil tertabrak kereta api siang itu, tidak ada satu pun 'polisi cepek' di sana.
"Mobil disopiri oleh Pak Zaid dan saat itu tak ada warga yang berjaga. Kebetulan saat itu mereka sedang ke kamar mandi. Kami memang bekerjasama untuk meminta warga berjaga disana," kata anggota Sat Lantas Polres Demak, Aipda Iswanto, kemarin.
Tiga korban lainnya yang mengalami luka-luka dilarikan ke Rumah Sakit Pelita Anugerah Mranggen. "Pak Zaid mengalami luka serius. Kemungkinan kepalanya berbenturan dan mengalami luka dalam," kata Iswanto.
"Mobil itu langsung berjalan dan langsung tertabrak. Bruuaakk... Mobil terpental hingga sepuluh meter. Warga berhamburan untuk melihat. Polisi yang datang kemudian mengevakuasi korban," kata Haryanto, warga setempat yang berada di lokasi kejadian.
Kasat Lantas Polres Demak, AKP Yoppie Anggi Krisna, menduga kecelakaan disebabkan karena pengemudi tak melihat saat kereta api datang.
"Pak Zaid posisinya sebagai sopir saat kecelakaan. Saya imbau masyarakat berhati-hati kalau melintas di rel kereta api tanpa palang," kata Yoppie.
Dijelaskan Yoppie, Zaid menghembuskan napas terakhirnya karena mengalami luka serius pada bagian kepala. "Pak Zaid kepalanya berbenturan keras dengan suatu benda," kata Yoppie.
Kapolres Demak, AKBP Heru Sutopo mengucapkan bela sungkawa yang sebesar-besarnya. Heru beserta jajarannya termasuk Kasat Lantas Polres Demak dan Kapolsek Mranggen, AKP Sonhaji melayat ke rumah duka. "Semoga almarhum mendapat tempat yang terbaik di sisiNya," kata Heru.
Asisten Pratama Ombudsman perwakilan Jateng, Muchamad Agus Ardiansyah, mengatakan, Achmad Zaid dan asistennya berangkat ke sekolah yang dituju sekitar pukul 09.00 pagi.
Agus mengatakan, dari empat orang yang ada dalam mobil tersebut, Achmad Zaid meninggal dunia di lokasi, Anshori menderita luka berat dan belum sadarkan diri, sedangkan Elyna menderita patah kaki. "Pak Anshori koma, Elyna patah kaki sedangkan mahasiswi magang hanya luka ringan," katanya. Hingga kemarin malam korban luka masih di rawat di RS Pelita Anugrah Mranggen. (tribunjateng/cetak/Put/val)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/yoga-tak-mengira-jenazah-yang-diangkat-itu-ternyata-achmad-zaid-sepupunya_20160812_073047.jpg)