Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kabar Pahlawan Devisa

Masih Ingat Dua TKW Dibunuh Bankir Inggris di Hongkong? Begini Lanjutan Kasusnya

Masih Ingat Dua WNI Dibunuh Jutting Banker Inggris di Hong Kong? Begini Lanjutan Kasusnya

Editor: iswidodo
afp
Aksi solidaritas buruh migran di Hong Kong untuk Sumarti Ningsih dan Seneng Mujiasih. Dua perempuan TKW itu diduga dibunuh oleh banker Inggris di Hongkong 

TRIBUNJATENG.COM - Seorang bankir Inggris yang didakwa membunuh dua orang perempuan Indonesia di Hong Kong mengaku tidak bersalah di awal persidangannya.

Rurik Jutting menyatakan bersalah dalam dakwaan yang lebih rendah dalam kasus pembunuhan tidak berencana, tetapi upaya pembelaan itu ditolak oleh jaksa.

Jutting dikenakan tiga dakwaan dalam kasus pembunuhan TKW Sumarti Ningsih dan Seneng Mujiasih di dalam apartemen Jutting pada November 2014.

Jutting (31) menghadapi ancaman hukuman penjara seumur hidup jika terbukti bersalah dalam sidang pembunuhan yang terbesar di Hong Kong dalam beberapa tahun ini.

"Tidak bersalah membunuh dengan alasan ganguan jiwa, tetapi bersalah atas pembunuhan tidak berencana," kata Jutting menurut kantor berita AFP, Senin (24/10) menyampaikan pembelaan untuk pertama kalinya di pengadilan tinggi.

Dia juga mengaku tidak bersalah terhadap tiga dakwaan menguburkan jenazah yang tidak sesuai dengan hukum.

Rurik Jutting didakwa membunuh dua TKW di Hongkong
Rurik Jutting ajukan pembelaan atas dakwaan pembunuhan terhadap dua WNI di Hongkong

Di luar pengadilan , sejumlah buruh migran dari Indonesia mendesak dilakukannya persidangan "yang cepat dan adil" serta meminta kompensasi bagi keluarga korban.

Polisi menemukan jenazah dua WNI dalam kondisi mengenaskan di apartemen mewah Jutting di kawasan Wan Chai Hongkong pada 1 November 2014.

Mereka menemukan salah satu korban dengan luka tusukan di leher dan pantat. Kemudian ditemukan jenazah satu orang lagi yang sudah membusuk di dalam koper. Kedua perempuan itu berusia 20an tahun.

Pembunuhan dua WNI yang mengejutkan kota, yang disebut sebagai salah satu paling aman di dunia.

Jutting, seorang lulusan Universitas Cambridge, bekerja di Merrill Lynch sampai beberapa hari sebelum penemuan jenazah.

Hakim Michael Stuart-Moore dalam sidang mengatakan Jutting merekam aksinya di telepon selular iPhone miliknya dan rekaman di dalam telepon itu sangat mengejutkan. (BBC)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved