Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Pesona Keindahannya Bikin Meleleh, di Guci Kalian Bisa Wisata Sambil 'Berobat'

Akses jalan menuju Guci tidak terlalu lebar dengan jalan menanjak dan berkelak- kelok khas jalanan dataran tinggi

Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: muslimah
Tribun Jateng/Mamdukh Adi Priyanto
Pengunjung memetik stroberi di kebun yang ada di pinggir jalan menuju Guci. 

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Mamdukh Adi Priyanto

TRIBUNJATENG.COM, SLAWI- Sama-sama berada di Kaki Gunung Slamet, objek Wisata Guci di Kabupaten Tegal pamornya tak kalah tenar dengan objek wisata alam Baturraden di Kabupaten Banyumas.

Gunung Slamet dilihat dari Guci
Gunung Slamet dilihat dari Guci

Baturraden berada di sebelah selatan kaki gunung, sedangkan Guci berada di sebelah barat kaki gunung tertinggi kedua di Pulau Jawa setelah Semeru, dengan tinggi kurang lebih 3428 meter di atas permukaan laut.

Sama-sama berada di ketinggian kurang lebih 1.000 meter di atas permukaan laut dengan udara dinginnya, kedua objek wisata ini memiliki ciri khas masing-masing.

Baturraden memiliki banyak curug atau air terjun yang cocok untuk pengunjung yang ingin berpetualang atau tracking.

Sedangkan Guci memiliki daya tarik tersendiri berupa kolam air panas yang tiap harinya ramai dikunjungi wisatawan. Meskipun Baturraden memiliki pemandian air panas alami juga yakni Pancuran Pitu (Tujuh), namun tidak seramai di Guci.

guci
Sebelum sampai Guci, pengunjung akan melewati jembatan yang melintas sungai guci ini.

Perjalanan ke Guci dari Kota Tegal kurang lebih 40 kilometer atau dari Ibukota Kabupaten Tegal, Slawi sekitar 30 kilometer menuju selatan atau jalur Tegal- Bumiayu- Purwokerto.

Akses jalan menuju Guci tidak terlalu lebar dengan jalan menanjak dan berkelak- kelok khas jalanan dataran tinggi.

Sepanjang perjalanan, wisatawan disajikan pesona keindahan alam pegunungan.

Terhampar kebun buah sayur-sayuran berupa tomat, wortel, cabai serta buah stroberi. Di kebun stroberi, pengunjung dapat memetik buah sendiri.

guci

Tanah kebun sayur dengan terasering berundak beraturan dan petani yang tengah mengolah kebun bisa menjadi objek foto untuk penyuka fotografi.

Pepohonan pinus yang ditanam berderet bisa menjadi latar belakang apik untuk foto prewedding atau hanya sekedar foto selfie.

guci

Kepala UPTD Objek Wisata Guci, Abdul Haris mengatakan Guci memiliki daya tarik tersendiri diantara objek wisata lain.

"Bisa berwisata sekaligus mengobati penyakit di kolam pemandian air panas. Tiap tahunnya juga diadakan acara kebudayaan untuk menarik wisatawan, yakni tradisi Ruwat Bumi Guci," kata Haris, Senin (31/10/2016).

Untuk menuju ke Guci menggunakan mobil pribadi dari Slawi atau Tegal, sesampai di Kecamatan Lebaksiu ambil jalan ke kiri di persimpangan Yomani. Kemudian mengikuti arah penunjuk jalan ke Guci.

guci
Anak anak guci berdandan dan naik kuda saat sekolah mereka mengadakan acara kebudayaan

Sedangkan untuk moda transportasi umum dari Tegal atau Slawi menggunakan bus besar dan minibus. Namun, transportasi umum hanya bisa sampai persimpangan Yomani, selanjutnya menggunakan transportasi ojek atau angkutan umum lain berupa mobil menuju Kecamatan Bumijawa.

Sesampai di lokasi, pengunjung bisa memanjakan badannya dengan berendam di kolam air panas. Ada dua pemandian umum, yaitu Pancuran 13 dan Pancuran 7.

Air yang mengalir keluar dari pancuran-pancuran tersebut dipercaya berkhasiat menyembuhkan berbagai penyakit semisal rematik dan penyakit kulit lain. Banyak pula yang percaya, air panas dari Pancuran 13 dapat memberi tuah dan kesehatan bagi siapa saja yang mandi.

Selain berendam di kolam pemandian. Pengunjung juga dapat berendam di sungai yang juga mengalirkan air panas. Air di sungai tersebut dipercaya memiliki khasiat dan kandungan sama dengan kolam air panas.

Jangan kaget saat air panas menyentuh kulit pertama kali. Air akan terasa panas. Hendaknya, bagian tubuh sedikit-sedikit disentuhkan air agar kulit beradaptasi.

Lambat laun, kulit akan beradaptasi dengan panasnya air sehingga berubah menjadi terasa hangat. Kondisi rileks pun akan tercipta.

"Tidak hanya kolam panas, ada juga daya tarik lain dari Guci," ujar Haris.

Guci dilengkapi dengan kolam renang atau water park. Jika pengunjung ingin berkeliling lokasi wisata, dapat juga menunggangi kuda yang disewakan dengan tarif relatif murah.

Bagi pengunjung luar daerah, dan tidak memungkinkan untuk langsung pulang, ada juga penginapan, wisma atau home stay yang bisa disewa.

Selain itu juga terdapat fasilitas outbound yang terletak di sekitar Curug Jedor. Suasana lingkungan yang masih sangat asri akan membuat kegiatan outbound lebih mengesankan. Ada juga lapangan tenis, lapangan sepak bola serta bumi perkemahan.

Pengunjung bisa melakukan kegiatan murah meriah dengan hanya sekadar jalan-jalan menikmati wisata hutan. Melihat hijaunya puncak pohon cemara dan menghirup udara segar yang tidak dijumpai di perkotaan bisa jadi referensi kegiatan yang menyenangkan.

Jangan khawatir kelaparan karena tidak ada makanan di Guci yang jauh dari perkotaan. Tenang saja, banyak warung berjejer menjajakan makanan khas Slawi atau Kabupaten Tegal.

"Meskipun Guci sudah lama eksis, namun tetap saja ingin kesini. Suasana pegunungan dan mandi air panas jadi klangenan," ucap seorang pengunjung asal Kabupaten Brebes, Totok Supriyanto (52).

Ia mengaku, kerap mengunjungi Guci hanya untuk berendam air panas. Tidak hanya pada siang hari, ia juga pernah berendam pada malam hari.

Apalagi, kata dia, saat liburan Lebaran tiba. Biasanya, saudaranya dari Jakarta dan Bandung ketika berkunjung ke rumahnya, ingin berwisata ke Guci.

guci

"Terkadang, kalau hari libur, siang ramai yang mandi air panas. Tidak bebas dan harus antre untuk mandi, jadk kadang berendamnya malam dan setelah itu menginap," jelasnya.

Berdasarkan informasi yang beredar di masyarakat setempat, Nama Guci, konon berasal dari zaman Wali Songo. Untuk menyebarkan agama Islam di Jawa Tengah bagian barat, khususnya di sekitar Tegal diutuslah seorang wali.

Wali tersebut dibekali air yang ditempatkan di dalam guci atau poci. Masyarakat percaya bahwa air dalam guci tersebut berkhasiat, sehingga mereka berbondong-bondong meminta kepada sang wali.

Namun, karena jumlah air di guci tersebut jumlahnya terbatas, maka sang wali kemudian menancapkan tongkatnya ke tanah. Ketika tongkatnya dicabut, dari lubang di tanah bekas tongkat yang ditancapkan mengalir air panas.

Selanjutnya, air panas yang mengalir di Guci hingga saat ini, dipercaya dari tanah bekas tongkat yang ditancapkan itu. Kemudian, daerah tersebut diberi nama Guci.

Kejadian tersebut konon terjadi di tengah malam saat Malam Jumat Kliwon. Sehingga, sampai kini setiap malam Jumat Kliwon, banyak masyarakat datang ke Guci untuk berendam. Mereka percaya, jika melakukan hal tersebut hajat mereka akan terkabul.

guci
Petani pulang dari sawah.

Pengunjung akan dimintai untuk membayar tiket saat di pintu masuk Guci. Harga tiket pada hari biasa yakni untuk dewasa Rp 5000, anak-anak Rp 4500.

Sedangkan untuk hari libur dan tanggal merah, dewasa Rp 7000 dan anak-anak Rp 6500. Harga bisa berubah sewaktu-waktu tergantung kebijakan pemerintah setempat.(*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved