Kenapa Kota Tegal Layak Jadi Kota Pusaka? Ini Jawaban Sejarawan
Dari masa penjajahan Kolonial Belanda, banyak peninggalan sejarah di Kota Tegal yang sampai saat ini masih tersisa dan menjadi cagar budaya
Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: muslimah
Di sebelah Gedung DPRD terdapat Kantor POS Besar. Dahulu, setelah dibangun pada 1930-an, digunakan sebagai Markas Angkatan Laut. Kemudian pada 1954 diserahkan kepada Post Telegraafend Telefoon Diensts (PTT). Kemudian, jawatan tersebut berubah menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomonuikasi dan berubah hingga saat ini menjadi Kantor Pos.
Sementara, gedung yang saat ini difungsikan Markas Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Tegal, dahulunya merupakan Bank Nederlandsche Handelsmaatschappij (NHM) yang merupakan bank pada masa kolonial Belanda.
Wijanarto mengatakan, banyaknya bangunan sejarah di Kota Tegal menandakan pada masa silam, pusat perdagangan dan perekonomian pantura satu diantaranya di Tegal.
Selain angkutan transportasi kereta api, pesisir Tegal juga pernah menjadi pelabuhan gula yang selanjutnya didistribusikan ke sejumlah daerah di Jateng dan Jabar.
"Pemerintahan kolonial Belanda menjadikan Tegal sebagai kota kecil mereka di Indonesia. Tidak hanya perekonomian, tapi juga gaya hidup," ucapnya.
Ia menyebut di Tegal ada beberapa bangunan sebagai Societeit atau disingkat jadi soos yakni klub malam dalam Bahasa Belanda. Societeit menggunakan sistem keanggotaan. Hanya kalangan pengusaha, priyayi, dan pejabat yang boleh datang ke klub eksklusif itu.
"Dari segi peninggalan bangunan, Kota Tegal layak mendapatkan sebutak Kota Pusaka. Namun, dengan catatan, bangunan tersebut tetap dijaga dan dirawat agar terus eksis," tandasnya. (*)