Destinasi Jateng
Di Balik Rerimbunan Hutan Karet Sidorejo, Batang Tersimpan Pemandian Alami yang Sarat Sejarah
Untuk mencapai kolam pemandian alami ini, Anda harus menyeberangi rel kereta api tak berpalang
TRIBUNJATENG.COM - Sumber Air Balekambang, masyarakat Desa Sidorejo, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang menyebutnya Tuk Balekambang, memang belum digarap sebagai obyek wisata.
Menurut, Sekretaris Pokdarwis Pantai Jodo, yang masih berlokasi satu desa dengan Tuk ini, Fadholi, kemurnian air yang tertampung di kolam ini layak dinikmati bagi Anda yang menyenangi wisata jelajah hutan.
Fadholi menuturkan, bebatuan yang tersisa di sana konon berusia ratusan tahun. Para arkeolog pernah meneliti peninggalan artefak yang ada di sana, imbuh Fadholi.
Untuk mencapai kolam pemandian alami ini, Anda harus menyeberangi rel kereta api tak berpalang.
Jalanan setapak yang masih berupa tanah merah harus Anda lalui penuh kehati-hatian. Pengunjung yang datang menggunakan mobil harus beralih menumpang motor karena jalan yang dilewati menuju Tuk Balekambang belum layak dilalui.
Jalanan licin penuh tanah merah akan menempel di roda motor Anda. Diperlukan konsentrasi penuh agar tidak tergelincir, apalagi jika jalanan digenangi air selepas turun hujan. Pengunjung harus menyibak rimbunnya hutan karet yang berada di seberang rel Desa Sidorejo. Setelah sekitar setengah jam berpacu dengan lumpur yang menempel lekat di roda, akhirnya Tribun Jateng tiba di Tuk Balekambang.
Ada empat orang pemuda bertelanjang dada yang tengah asyik menceburkan diri ke dalam kolam alami yang berkedalaman kurang dari dua meter. Dasar kolam bisa terlihat jelas karena saking beningnya air. Ada ikan-ikan yang ikut berenang. Terdapat patung naga yang berada di samping kolam.
Balekambang dulunya konon merupakan tempat pemandian yang airnya asli berasal dari gunung. Petirtaan ini merupakan peninggalan masa Hindu Budha. Air dari sini pernah dipakai untuk air minum namun peralatannya dicuri oleh pihak tak bertanggung jawab. Kini, airnya digunakan untuk mengairi sawah di sekitar Tuk Balekambang.
Ada arca Sri Vasudhara yang dibawa ke Museum Ranggawarsita Jawa Tengah sebagai upaya penyelamatan. Arca tersebut ditaksir dibuat pada abad ketujuh. Terdapat pula sisa batu-batu yang menyerupai pondasi penyusun kerangka bangunan mirip candi.
Dikatakan Fadholi, tempat ini dulunya menyimpan nilai mistis. Ketika ada orang yang berendam di kolam tersebut, tiba-tiba akan turun ular-ular yang menjuntai dari pohon beringin besar yang memayungi kolam tersebut.
Izza, pengunjung asal Botomulyo, Cepiring mengaku datang ke Tuk Balekambang untuk berenang mendapat penyegaran. “Berharap awet muda. Dengar-dengar dulu tempat padusan buat sesuci. Ada yang ritual kayak di film horor itu tiap Jumat Kliwon,” ujarnya yang datang bersama rombongan temannya. (Shela Kusumaningtyas/magang tribunjateng)