Success Story
GM Valle Pizza e-Resto Sebut Mempertahankan Konsep Menjadi Kunci Bertahan di Bisnis Kuliner
Berikut wawancara wartawan Tribun Jateng M Zainal Arifin dengan General Manager Valle Pizza e-Resto Semarang itu, beberapa waktu lalu.
Penulis: m zaenal arifin | Editor: Catur waskito Edy
Pernah ada konsumen yang komplain?
Banyak. Konsumen komplain karena lama menunggu. Itu terjadi saat banyak tamu sehingga harus antre. Akan tetapi, biasanya kami sudah batasi, misal pesanan A maksimal 15 menit harus jadi. Disamping itu, kalau konsumen lama menunggu, kami beri bonus menu tunggu, semisal gellato. Di saat ada yang komplain begitu, kami dengarkan kemudian untuk menjaga kepercayaan, kami beri voucher untuk menu yang sama.
Strategi bertahan seperti apa yang diterapkan di tengah ekonomi sulit dua tahun terakhir?
Periode itu, resto dan kafe menjamur. Kami berbisnis kuliner sehingga bagaimanapun kondisinya, kami harus mempertahankan konsep. Kami punya segmen sendiri dimana di sini bisa menjadi tempat santai sembari mendengarkan musik dan menikmati makanan.
Strategi yang kami jalankan, yaitu inovasi menu makanan harus ada setiap bulan. Karena kami adalah resto, sehingga inovasi yang kami jalankan adalah soal makanan. Dimana Kami bermain di bahan baku. Karena itu, konsumen bisa puas dari perubahan rasa di tiap menu kami.
Prediksi Anda tentang bisnis kuliner di Kota Semarang?
Di semarang, 2017 besok adalah waktunya bertahan. Yang bisa survive adalah yang mempertahankan konsep dan berinovasi. Konsumen yang akan menilai. Kalau brand bagus tapi kualitas makanan kurang baik juga akan ditinggalkan konsumen.
Masyarakat semarang sudah pilih-pilih kualitas sehingga itu harus diperhatikan. Disamping menjaga pelayanan yang terbaik bagi konsumen.
Tips Anda bagi yang ingin terjun di bisnis kuliner?
Berbisnis kuliner atau bisnis apapun, harus rajin membangun faktor internal seperti memperkuat team work dan mencari inovasi-inovasi di luar. Pelayanan juga diutamakan. Mencari referensi menu-menu baru di luar kota. Bahkan, tidak ada salahnya mencari referensi menu baru dari website luar negeri. Tujuannya, mencari apa yang dibutuhkan konsumen. Di Semarang, itu sesuatu yang unik dan baru pasti dicari. (*)