Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kisah Sepasang Lansia Semarang, Hidup dengan Penghasilan Tak Sampai 20 Ribu, Kondisinya Bikin Miris

Kehidupan sepasang suami istri yang sudah lanjut usia (lansia) di dekat sebuah rumah sakit (RS) swasta di Semarang benar-benar memprihatinkan

Editor: muslimah
Facebook/ Anggraheni Novitasari
Kondisi memprihatinkan Satimin dan Mariyah yang hanya mengandalkan penghasilan Rp 20.000 per hari dari warung kecil milik mereka. 

TRIBUNJATENG.COM - Kehidupan sepasang suami istri yang sudah lanjut usia (lansia) di dekat sebuah rumah sakit (RS) swasta di Semarang benar-benar memprihatinkan.

Mereka hanya mengandalkan penghasilan dari sebuah warung kecil yang per harinya hanya mencapai sekitar Rp 20.000.

Kondisi memprihatinkan kakek nenek itu diceritakan oleh netizen Anggraheni Novitasari di akun Facebooknya, Kamis (19/1/2017).

Seperti dikutip dari postingan tersebut, pasangan suami istri itu bernama Satimin dan Mariyah, berusia kurang lebih 80 tahun.

Mereka hanya hidup berdua karena anaknya sudah meninggal lima tahun lalu. Sejak saat itu, Satimin dan Mariyah tak pernah bertemu lagi dengan ketujuh cucunya.

Sebenarnya, Satimin sempat bekerja di balai kota menjadi petugas kebersihan. Namun ia mengalami kecelakaan, sehingga kakinya harus diamputasi.

Saat ini, ia hanya bisa berada di rumah dan mengandalkan penghasilan dari warung kecil milik mereka yang tak sampai Rp20.000 per harinya.

Dari foto-foto yang diunggah Anggraheni terlihat, Satimin dan Mariyah tinggal di sebuah rumah sederhana. Mereka tak memiliki kamar mandi dan kompor.

Saat berjalan, tubuh Mariyah pun sudah membungkuk.

Berikut postingan lengkap Anggraheni.

"#semarang. Sering lewat RS Elisabeth tapi baru beberapa hari ini merhatiin ada warung kecil di deket situ, karena penasaran dan agak sedih lihat kondisi warungnya akhirnya nyempetin buat mampir ke warung dan ngobrol-ngobrol.

Ternyata pemiliknya itu sepasang kakek nenek berusia 80 tahunan. Namanya mbah Mariyah dan mbah Satimin. Beliau udah puluhan tahun jualan di warung itu.

Dulu mbah Mariyah buka warung di rumah dan mbah Satimin kerja di balaikota di kebersihan. Terus karena ada kecelakaan kerja kakinya harus dioperasi dan dipotong.

Simbah tinggal berdua aja. Seringnya mbah Mariyah tinggal di warung, mbah Satimin yang tunggu rumah. Sebenernya punya anak 1 dan 7 cucu, tapi udah meninggal 5 tahun yang lalu. Semenjak anaknya meninggal dah ga pernah ketemu sama cucu-cucunya.

Untuk makan sehari-hari mbah biasanya dianterin nasi sama ponakannya.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved