Breaking News
Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Pilkada 2017

Kalah dalam Pilkada Brebes, Mantan Menteri Pertanian Ini Bilang Bangga. Ini Alasannya

Terlepas dari itu semua, Suswono menyampaikan ucapan selamat dan mengakui kemenangan lawannya

Editor: muslimah
TRIBUNJATENG/FAJAR EKO NUGROHO
Mantan Menteri Pertanian Ir Suswono MM meninjau lokasi lahan pertanian di Desa Tegalglagah Kecamatan Bulakama Brebes 

TRIBUNJATENG.COM, BREBES – Bekas calon Bupati Brebes, Suswono, mengaku tetap bangga kendati kalah dalam pertarungan Pilkada 15 Februari lalu. Mantan menteri pertanian itu mengaku telah memberikan pendidikan politik kepada masyarakat agar menolak praktik politik uang (money politics), meskipun pada akhirnya dia kalah.

"Saya menyambangi warga dan memberikan pemahaman bahwa money politics tidak diperbolehkan. Saya senang setidaknya pendidikan politik sudah berjalan. Semua kan kembali kepada rakyat, kalau mau dibayar sekali untuk pemimpin lima tahun mendatang, ya silakan," ujarnya kepada Tribun Jateng, tengah pekan lalu.

Suswono yang berpasangan dengan Mustaqqin kalah dari pasangan petahana Idza Priyanti-Narjo. Suswono mendapatkan suara 270.036 atau 32,98 persen, sedangkan Idza memeperoleh 548.621 suara atau 67,02 persen.

Menurut Suswono, selama ini ada stigma negatif yang menempel pada warga Brebes, 'memilih siapa yang membayar'. Itu yang Suswono kikis meskipun hasilnya belum memuaskan.

“Jika seorang pemimpin membayar suara rakyat untuk memilihnya pada pilkada, akan ada konsekuensinya. Yakni pemimpin terpilih itu akan berusaha bagaimana uangnya yang telah dikeluarkan itu kembali. Suswono menyebut, sudah ratusan bupati dan wali kota yang terjerat korupsi untuk mengembalikan modal pilkada,” ujarnya.

Terlepas dari itu semua, Suswono menyampaikan ucapan selamat dan mengakui kemenangan lawannya. "Saya menyampaikan selamat kepada paslon nomor urut dua yakni Ibu Idza Priyanti dan Bapak Narjo yang berhasil memenangkan Pilkada Brebes," kata Suswono.

Ia juga mengucapkan terimakasih kepada rakyat Brebes yang telah mengikuti pilkada dengan baik meskipun ada sejumlah dinamkia. Dinamika yang ia maksud adalah masih adanya money politics.

Suswono menyebut, hasil Pilkada Brebes 2017 ini merepresentasikan keinginan warga untuk kembali melanjutkan pemerintahan yang sudah berjalan sebelumnya dalam hal ini Bupati Idza Priyanti dan Wakil Bupati Narjo.

"Kalau ada apa- apa dengan daerah, jangan salahkan bupati terpilihnya. Tapi salahkan rakyatnya kenapa memilih bupati seperti itu. Tapi mudah - mudahan rakyat menghendaki, dan merasakan bagaimana lima tahun ke depan," tegasnya.

Suswono mencatat ada sejumlah catatan merah pada Pilkada Brebes 2017. Kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu mengaku sangat menyayangkan kinerja Panwaslu Kabupaten Brebes yang dinilainya tidak cepat merespons adanya pelanggaran.

"Sudah jelas ada ASN yang terlibat dalam kampanye paslon nomor urut dua. Namun, tidak direspons dengan cepat untuk diselesaikan. Demikian juga temuan langsung di lapangan dugaan keterlibatan ASN yang mendukung paslon," imbuhnya.

Ia juga mengaku kecewa terhadap kinerja penyelenggara pemilu yang belum optimal. Ia mengatakan, jumlah pemilih yang masih relatif rendah kisaran 50 persen. "Kami tidak puas kerja penyelenggara dan pengawas," tegasnya.

Krisis kepemimpinan

Suswono menandaskan menang kalah dalam pilkada itu sudah hal lumrah. "Dari awal, saya mendapatkan mandat dari partai dan sejumlah tokoh di Brebes. Menang dan kalah itu hal biasa dan lumrah dalam pilkada dan saya menerima apapun hasilnya," ujarnya.

Ia menjelaskan, dirinya menjadi kontestan Pilkada Brebes lantaran ada sejumlah tokoh di Brebes yang mengatakan bahwa Kota Bawang tengah dilanda krisis kepemimpinan. Terbukti, dari dua calon bupati kontestan pilkada 2017 ini, tidak ada yang merupakan warga asli Brebes.

Seperti diketahui, Suswono juga merupakan kelahiran Kabupaten Tegal. Namun, saat ini ia memegang KTP Kota Bogor. Sedangkan lawannya, Idza, merupakan warga Kota Tegal.

Ketika ditanya apa yang akan dilakukan setelah ini, ia mengatakan akan berkiprah di dunia pendidikan sebagai dosen di universitas swasta di Bogor dan melanjutkan usahanya di bidag teknologi informasi (IT). "Sebelum ini (Pilkada Brebes) saya kan dosen dan ada usaha. Saya akan kembali menjadi dosen dan melanjutkan usaha," ucapnya.

Menerima kekalahan

Terpisah, KPUD Cilacap telah menetapkan hasil perolehan suara dengan menempatkan calon bupati nomor urut 2 Tatto Suwarto Pamuji-Syamsul Aulia Rahman sebagai pemilik suara tertinggi.

Meski kalah dalam pertarungan pilkada, calon bupati Cilacap nomor urut 1 Taufik Nurhidayat mengaku ikhlas. Ia pun menyampaikan pesan ke pendukung agar menerima penetapan KPUD dengan legawa. Ia pun mengaku tidak memendam sakit hati terhadap paslon yang unggul dalam perolehan suara. "Kalau semua dilandasi niat baik, maka hasilnya juga akan baik. Kita sudah berniat baik, hasilnya nanti Insya Allah akan baik," katanya.

Taufik yang maju dalam pertarungan pilkada bersama Faiqoh Subky mengaku tidak mempermasalahkan selisih hasil perolehan suara, atau melakukan gugatan hukum terhadap proses pilkada. Urusan pilkada dianggapnya telah selesai.

Meskipun demikian, Taufik merasakan ada kejanggalan dalam pilkada kemarin. Hasil perolehan suara cukup mengagetkan dirinya lantaran jauh di luar dugaan. Ia tak habis pikir, selisih hasil suara terpaut begitu signifikan.

Di antara hal yang kurang masuk akal dalam pelaksanaan pilkada kemarin, menurut Taufik,  adalah kemenangan calon incumbent di wilayah-wilayah yang selama ini kurang mendapatkan perhatian pemerintah, antara lain di wilayah Kecamatan Kawunganten.

"Logikanya, di wilayah itu, citra pemerintah di mata masyarakat kurang bagus sehingga memengaruhi perolehan suara incumbent di wilayah tersebut. Di sana itu jalan rusak, pengurusan administrasi kependudukan juga susah, tapi incumbent tetap menang. Tapi ini sebatas keheranan dalam hati saya saja. Karena saya tidak punya bukti untuk itu," katanya.

Selesai Pilkada, Taufik kembali beraktivitas normal. Kini, Taufik yang masih aktif menjabat sebagai Ketua DPC PDIP Cilacap tengah menyiapkan pengisian kursi Ketua DPRD Cilacap yang kosong semenjak ditinggalkannya saat mengikuti gelaran Pilkada. Pihaknya telah mengusulkan sejumlah nama dari Fraksi PDIP untuk direkomendasikan menjadi Ketua DPRD Cilacap.

(tim)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved