Rusunawa Jrakah Baru Dihuni Delapan Orang, Banyak Peminat Hanya Tanya-tanya
Rusun yang memiliki 104 unit kamar dengan ketinggian lima lantai itu baru dihuni sebanyak delapan orang.
Penulis: rahdyan trijoko pamungkas | Editor: abduh imanulhaq
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) Jrakah, di Jalan Stasiun Jrakah, Kecamatan Tugu, Semarang, tampak sepi.
Hanya beberapa sepeda motor tampak terparkir di halaman rusun itu, Jumat (5/5/2017).
Data yang diperoleh Tribun Jateng, rusun yang memiliki 104 unit kamar dengan ketinggian lima lantai itu baru dihuni sebanyak delapan orang.
Fasilitas yang diberikan berupa tempat tidur bertingkat, dua lemari pakaian, dan dua meja kerja.
Penjaga keamanan Rusunawa Jrakah, Muslim mengatakan, sejak awal bertugas di rusun itu pada Desember 2016 lalu, penghuni pertama tercatat masuk pada Maret 2017.
Menurut dia, banyak masyarakat yang sudah datang dan melihat ke rusun untuk bertanya mengenai harga sewa.
"Yang tertarik menghuni rusun sebenarnya banyak, tetapi mereka tanya harga saja, habis itu tidak kembali lagi," katanya.
Menurut dia, rata-rata calon penghuni takut soal keamanan di rusunawa.
Selama ini, di rusun itu belum terdapat pagar bumi dan tempat parkir kendaraan bermotor.
"Mereka mungkin takut motornya hilang saat ditinggal tidur. Saat ini motor penghuni ditaruh di dalam rusun," terangnya.
Muslim mengaku sudah menyampaikan keluhan itu ke dinas terkait. Tetapi, hingga kini belum ada respon.
"Saya berharap keluhan itu dapat segera ditindaklanjuti, agar Rusunawa Jerakah bisa ramai penghuni," paparnya.
Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Semarang, Muthohar menyatakan, rusunawa itu dibangun pada 2015 dan selesai pada 2016.
"Rusunawa Jrakah ditujukan untuk para buruh yang masih lajang. Sementara sudah ditempati sebanyak delapan orang," ucapnya.
Sosialisasi
Untuk dapat menarik peminat, menurut dia, dibutuhkan banyak sosialisasi.
Hal itu antara lain dilakukan ke perusahaan-perusahaan, dengan memberikan surat ederan kepada manajemen untuk memberitahukan keberadaan rusun itu kepada para buruh lajang.
"Sejauh ini banyak buruh lajang yang lebih senang tinggal di pemukiman, sehingga ini perlu terus kami sosialisasikan. Harga sewa rusun Rp 124 ribu per kepala. Mungkin kami juga akan mengundang pengusaha untuk rapat di rusun," imbuhnya.
Untuk meningkatkan keamanan rusun, Muthohar menyatakan, pihak dinas juga telah menganggarkan pembangunan lahan parkir dan pagar rusunawa yang akan dilaksanakan pada tahun ini.
Ia pun berharap fasilitas rusunawa yang telah dibangun pemerintah dapat dimanfaatkan dengan maksimal. Hal itu mengingat potensinya dalam membantu ekonomi buruh.
"Jadi uang yang digunakan untuk indekos dapat berkurang jika menempati rusun. Karena biayanya sangat murah," terangnya. (tribunjateng/cetak)