LIPUTAN KHUSUS
Gampang-gampang Susah, Begini Tips Bisnis Cafe dan Resto Biar Tahan Lama
Usaha kuliner di Semarang susah-susah gampang. Jika pemilik usaha tidak memiliki feeling yang bagus apalagi sumber daya manusia (SDM) minim
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Satria Bumi langsung tertawa saat ditanya pengalamannya membuka usaha kuliner di Semarang.
Pria lulusan Fakultas Psikologi Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) itu mengaku bisnisnya hanya bertahan dua tahun.
"Lah aku sudah tidak mainan kafe, sekarang di Batam jualan alat elektronik," katanya, kemarin.
Satria menilai, membangun usaha kuliner di Semarang susah-susah gampang. Jika pemilik usaha tidak memiliki feeling yang bagus apalagi sumber daya manusia (SDM) minim, bisa jadi susah sekali.
"Faktanya usaha kafe menjamur, otomatis banyak pesaing, ditambah lagi pedagang kaki lima rasa kafe, pasti menjadi saingan. Apabila mudah putus asa dan tidak sabaran maka akan terasa sulit," katanya.
Menurut Satria, ada empat hal yang bisa mendongkrak sebuah bisnis cafe dan resto, antara lain right place (lokasi strategis), right taste (rasanya enak), right price (harga pas), dan right management (manajemen bagus).
"Aspek tersebut apabila tidak dijalankan dengan baik maka bakalan seumur jagung. Perjuangan untuk mendirikan ngak seberat mempertahankan. Faktanya seringkali kami kalah bersaing dan ditambah menurunnya ekonomi membuat daya beli konsumen sangat menurun. Saat itu kebutuhan untuk ngafe juga menurun, setengah mati mempertahankannya. Memeras otak untuk melahirkan kreativitas," imbuhnya.

==============================================
Tips Pemula Bisnis Kafe dan Restoran
1. Awali dengan validasi data dan fakta, khususnya tentang pasar
2. Pikirkan konsep dan ideologi yang lebih spesifik, otentik dan orisinal
3. Jangan ragu untuk melakukan ATM (Amati, Tiru, dan Modifikasi)
4. Miliki coach atau mentor yang bisa membimbing langkah demi langkah.
5. Gunakan pemasaran dan penjualan online sebagai bagian dari strategi meningkatkan, baik profit maupun omzet.
==============================================
Berbagai kreativitas telah dilakukan seperti mengganti varian menu hidangan namun tidak berhasil. Tak tahan dengan jumlah pengunjung yang kian sepi akhirnya Satria memutuskan menutup usaha kafe dan resto miliknya.
Total kerugian mencapai ratusan juta, termasuk untuk menyediakan bahan baku, menyewa kios, hingga renovasi. Dan saat ditanya apakah masih tertarik terjun ke bisnis kuliner lagi, khususnya di Semarang, Satria belum kembali memikirkan. "Saya masih fokus mengurusi usaha baru yaitu menjual alat elektronik di Batam," tandasnya.
Cita-cita
Sementara itu, membuka coffee shop menjadi cita-cita Hendra Wibowo (30) sejak duduk di bangku kuliah. Motivasinya itu berawal ketika kuliah sering nongkrong di kafe. Mulai dari situ, ia jatuh cinta dengan kopi dan saat ini merintis usaha kedai kopi bernama Livro Coffee di Jalan Kaligarang No 12 Semarang.
Saat ditemui Tribun Jateng, Hendra masih sibuk mengarahkan tukang untuk membenahi interior kafe. Livro Coffee memang baru buka hari ini, Senin (8/5). "Target pengunjung anak-anak kuliahan, makanya sebisa mungkin wifi harus kenceng," katanya.
Saat membahas perkembangan coffee shop di Kota Semarang, Hendra sadar persaingan cukup ketat. Ia juga tahu tentang honeymoon period untuk usaha kuliner di Kota Semarang. Meski bakal menghadapi banyak persaingan dan konsumen yang kritis, ia menyatakan siap terjun total di dunia kopi.