Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Tribun Community

Mengintip Aktivitas Komunitas Trucukan Semarang Ramai di Grup Facebook

Bunyi kicauannya unik. Bila sering menang di gantangan, harganya bisa terdongkrak hingga jutaan rupiah.

Penulis: hesty imaniar | Editor: Catur waskito Edy
hesty imaniar

TRIBUNJATENG.COM -- Meski dibilang burung yang memiliki penampilan tak terlalu cantik, burung trucukan ini memiliki banyak penggemar. Bunyi kicauannya unik. Bila sering menang di gantangan, harganya bisa terdongkrak hingga jutaan rupiah.   

Kegilaannya pada burung trucukan mendorong Fathur Rahman dan H Moga Rahmad Wahyudi membentuk Komunitas Trucukan Semarang (KTS). Bermula dari memanfaatkan Facebook, dibuatlah grup para pecinta burung yang diidamkan bunyi kicauannya itu

“Awalnya banyak yang meledek, kenapa suka dengan burung yang terkesan "ndeso", yang jelas tidak ada manfaatnya. Bagi yang paham, burung trucukan ini memiliki suara kicauan yang unik.

Apalagi banyak juga yang memandang rendah jenis burung ini. Dibilang, burung trucukan tidak punya daya jual tinggi, alias harganya murah,” ujar Fathur kepada Tribun Jateng belum lama ini.

Komunitas Burung Trucukan
Komunitas Burung Trucukan (hesty imaniar)

Di luar dugaan, respons atas keberadaan grup Facebook justru membeludak. Hingga kemarin, jumlah yang bergabung 11.371 orang.

Lihat saja dinding Grup Facebook, Komunitas Trucukan semarang, seharian kemarin memmenuhi timelines. Sejumlah anggota menuliskan pada dinding grup, ada yang bertanya cara mengatur burung trucukan agar siap diikutkan lomba. Ada yang pamer video burungnya sedang "nyanyi".

Ada juga yang menawarkan burungnya untuk dijual. Puluhan respon pada kolom komentar pun membanjiri grup para penghobi burung tersebut.

Grup di Facebook ini pun menjadi cikal bakal terbentuknya KTS pada 5 April 2015.

Komunitas Burung Trucukan
Komunitas Burung Trucukan (hesty imaniar)

"Saat ini ada lebih dari 150 orang yang aktif di KTS," kata Moga Rahmad.
Ia menambahkan, KTS kini menjadi barometer di hampir beberapa daerah yang juga membentuk komunitas yang sama.

"Meski secara tampilan burung ini tidak terlalu cantik, namun besarnya animo terhadap komunitas ini menandakan pecinta burung jenis trucukan juga begitu banyak," paparnya.

Bahkan, kata Moga Rahmad, harga burung trucukan kini sudah bisa melambung hingga Rp 15 juta. Dari pengalamannya, hasil dari memenangkan berbagai gantanganatau kejuaraan burung trucukan turut mendongkrak harga burung.

“Kini cap murah untuk burung trucukan ini sudah tidak terbukti. Burung trucukan saya yang bernama Rahul itu bisa laku Rp 15 juta. Untuk harga termurah, biasanya di kisaran Rp 150 ribu sampai Rp 500 ribu,” ucap Moga.

Komunitas Burung Trucukan
Komunitas Burung Trucukan (hesty imaniar)

Moga mengatakan, keberadaan komunitas penghobi ini memang mendongkrak derajat burung trucukan. Sejumlah Event Organizer (EO) pun melirik potensi dari gantangan burung trucukan.

Banyak program

Ketua KTS, Didit Purwanto, menjelaskan, komunitasnya memiliki beberapa program rutin. Di antaranya, kopi darat (kopdar) yang diadakan tiga bulan sekali.

“Sembari kopdar biasanya kami juga menggelar lomba, baik skala kecil maupun besar, baik internal antaranggota komunitas sendiri atau keluar secara luas," terangnya.

Untuk lomba, ada beberapa kelas yang digelar, yaitu VIP, kelas paling tinggi yang diikuti oleh burung trucukan di kelas berdasarkan ranking, BOB, yakni Best of the Best.

Lalu, ada kelas Bintang atau burung trucukan yang pernah juara untuk bisa masuk ke nominasi kelas tertinggi. Kemudian Sejati yaitu, burung trucukan yang sudah pernah satu atau dua kali ikut lomba.

"Dan yang terakhir kelas Hore, atau kelas untuk burung trucukan pemula,” jelas Didit.

Yang unik, meski komunitas ini penghobi berat memelihara burung trucukan, KTS justru punya program melepasnya ke alam bebas. Wakil Ketua KTS, M Sofyan Mustajab mengatakan, kegiatan itu sebagai upaya melestarikan burung trucukan di alam bebas.

“Sedikitnya ada 22 burung trucukan kami lepaskan ke alam bebas,” paparnya.

Terkadang KTS ini juga melakukan touring ke luar daerah. Kegiatan ini sebagai sarana menjalin komunikasi dengan pecinta trucukan di lain daerah.

Sekretaris Komunitas Trucukan Semarang, Bagus Kristanto, mengatakan, bila tertarik ingin bergabung, bisa datang ke kesekretariatan yang ada di Jalan Kenconowungu 4 Nomer 8-12 Semarang (HP 085877837628-081901860741).

“Daftar ke KTS gratis, hanya saja ketika kopdar diwajibkan membayar uang kas Rp 15 ribu,” katanya. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved