Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Helikopter Basarnas Jatuh

Isyarat Terakhir Budi Sebelum Kecelakaan Helikopter di Temanggung

Istri beserta keluarga jenazah tampak menangis ketika korban dimasukkan ke liang lahat

Penulis: rahdyan trijoko pamungkas | Editor: muslimah
Tribun Jateng/rahdyan trijoko pamungkas
Kedua anak korban ikut menghantarkan almarhum ayahnya ke pemakaman 

Laporan Wartawan Tribun Jateng Rahdyan Trijoko Pamungkas

TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG - Suasana duka menyelimuti rumah keluarga korban kecelakaan helipkoter Basarnas Budi Restianto (42) di Jalan Tegal Sari I Nomor 83, Candi Sari Semarang, Senin (3/7/2017).

Setelah dilepas di halaman Landasan Udara Angkatan Darat (Lanumad) Ahmad Yani Semarang, jenazah disemayamkan di rumahnya di jalan Bringin Lestari Blok A 157 Ngaliyan Semarang.

Sekitar pukul 13.45 keluarga korban dan jenazah tiba di rumah keluarganya. Jenazah langsung disalatkan di mushola Assalam yang terletak dekat rumah keluarga korban.

Pukul 14.00 korban langsung dimakamkan di Pemakaman Giri Laya Cantung. Terlihat, istri korban dan dua anak korba ikut menghantarkan korban hingga ke pemakaman.

Istri beserta keluarga jenazah tampak menangis ketika korban dimasukkan ke liang lahat.

Istri korban kerundung Dina Ria Setiawati terlihat sembam saat mengantarkan suaminya ke Liang lahat
Istri korban kerundung Dina Ria Setiawati terlihat sembam saat mengantarkan suaminya ke Liang lahat (Tribun Jateng/rahdyan trijoko pamungkas)

Paman Korban, Bambang Sajito (62) mengatakan Korban sejak kecil tinggal bersama neneknya di rumah tersebut. Korban merupakan anak pertama dari empat bersaudara.

"Ayah korban tinggal di Jakarta. Korban di lingkungan Tegal Sari dikenal senang bersosialisasi dengan masyarkat sekitar, "ujarnya.

Sebelum bergabung dengan Basarnas, Budi pernah membuka bengkel sepeda motor. Sekitar sepuluh tahun yang lalu Budi bergabung dengan Basarnas.

"Kalau Budi masuk Basarnas tidak dari menjadi anggota TNI. Tapi murni dari orang sipil," ujarnya.

Bambang mengatakan menjadi seorang Basarnas bukan merupakan cita-cita dari almarhum. Saat itu Budi belum mempunyai pekerjaan dan mencoba mendaftar di Basarnas.

"Budi waktu itu sama dengan pemuda lainnya yang belum mendapat pekerjaan dan mencoba mendaftar Basarnas akhirnya diterima menjadi anggota Basarnas," terangnya.

Selama lebaran almarhum menyempatkan untuk bertemu dengan keluarganya di rumah eyangnya tersebut.

Selain itu Budi juga pernah menyempatkan untuk mengunjungi rumahnya saat lebaran pertama.

"Ia mau ke Tegal Sari jalannya ditutup. Akhirnya memutar melewati rumah saya. Dia bilang Pak dhe saya mampir karena jalanya ditutup," ujarnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved