Helikopter Basarnas Jatuh

Airnav Semarang Kontak dengan Pilot Saat Heli Basarnas Capai Ketinggian 3.000 Kaki

Kemudian kru Airnav Cabang Semarang menghubungi Airnav pusat. Helikopter Basarnas pun berangkat pukul 16.03 menuju Dieng.

TRIBUN JATENG/HERMAWAN HANDAKA
Kristanto memberi penjelasan menyangkut insiden jatuhnya heli Basarnas kepada Komisi V DPR di Kantor SAR Semarang, Selasa (4/7/2017). 

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Rahdyan Trijoko Pamungkas

TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG - Petugas Air Navigasi Indonesia (Airnav) Cabang Semarang dalam kondisi siaga terkait posko Lebaran saat insiden helikopter milik Basarnas terjadi di Gunung Butak, Desa Canggal, Kecamatan Candiroto, Temanggung.

"Dari sisi peralatan, kami dalam kondisi baik. Alat navigasi dalam kondisi baik, begitu juga SDM kami," ujar General Manager Airnav Cabang Semarang, Kristanto, dalam kunjungan kerja Komisi V DPR ke Kantor SAR Semarang, Selasa (4/7/2017).

Menurutnya, sebelum terjadi insiden itu Airnav mendapat informasi bahwa kawah Sileri di Pegunungan Dieng meletus.

Petugas pun mencari informasi apakah letusan tersebut mengganggu penerbangan.

"Biasanya kalau mengganggu, kami akan block and space. Pada saat itu kami belum mendapatkan data lengkap untuk menyatakan siaga karena BMKG belum bisa mendeteksi hal itu," terangnya.

Baca: Begini Penjelasan BMKG Mengenai Kondisi Cuaca di Temanggung Saat Insiden Heli Basarnas Terjadi

Pada pukul 15.00, Minggu (2/7/2017), petugas Basarnas meminta izin melakukan penerbangan dengan helikopter.

Izin tersebut langsung diproses Airnav.

"Kami mengisi rencana penerbangan ke seluruh Airnav di sekitar rute yang akan dilalui helikopter tersebut," tuturnya.

Kemudian kru Airnav Cabang Semarang menghubungi Airnav pusat.

Helikopter Basarnas pun berangkat pukul 16.03 menuju Dieng.

"Helikopter tersebut terbang di ketinggian 3.000 kaki. Pesawat kontak seperti biasa, kami laporkan cuaca waktu itu," jelas Kristanto.

Dari hasil laporan cuaca BMKG, jarak pandang di Bandara Ahmad Yani sejauh delapan kilometer dan kecepatan angin berkisar 10 knot.

Saat itu Airnav melayani sembilan penerbangan yang berangkat dan datang.

"Heli berangkat kami layani, kami kontak dengan penerbang saat menuju ke Dieng. Pesawat itu sudah mencapai 3.000 kaki. Kami kontak, kira-kira Anda sampai ke Dieng jam berapa. Lalu dijawab 16.20. Kami harapkan penerbang report pukul 16.20," tuturnya.

Kristanto mengatakan sampai pukul 20.00, heli tersebut tak kunjung memberi kabar.

"Kami panggil tidak ada jawaban. Lalu kami menghubungi Airnav di sekitar itu, bahkan hingga Jakarta tak ada kontak dengan helikopter. Akhirnya kami menghubungi rekan yang ada di Pemalang yang merupakan TNI. Dia menyebutkan pesawat dalam keadaan crash menabrak tebing," jelasnya. (*)

Sumber: Tribun Jateng
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved