Air Sumur Tua di Demak Ini Tak Pernah Surut. Konon, Ada Setelah Pengelana Mencabut Sebuah Pohon
Warga Desa Sumberejo, Mranggen, Demak, bersyukur, Sumur Kahuripan di desa tersebut tak pernah surut.
Penulis: rival al manaf | Editor: rika irawati
Laporan Reporter Tribun Jateng, Rival Almanaf
TRIBUNJATENG.COM, DEMAK - Ratusan warga Desa Sumberejo, Mranggen, Demak melaksanakan doa bersama di masjid desa setempat, Minggu (6/8/2017). Mereka mengucap syukur karena diberi anugerah sumur tua yang hingga kini terus mengeluarkan air jernih.
Beberapa warga terlebih dahulu membersihkan diri di sumur yang mereka sebut Sumur Kahuripan tersebut. Setelah itu, warga berkumpul di masjid dan berdoa bersama.
"Hal ini dilakukan warga karena menjelang kemarau biasanya kekeringan melanda. Doa bersama ini dilakukan agar Sumur Kahuripan tidak ikut surut," Jelas Kades Sumberejo, Supriyadi.
Ia menjelaskan, saat ini, air untuk kebutuhan pertanian di wilayah tersebut mulai menipis. Untuk kebutuhan minum dan MCK, air sumur masih cukup digunakan warga.
"Kemarau seperti ini memang kekurangan air pertanian. Makanya, selain berdoa bersama kami minta ke pemerintah agar bendung di Dolog segera diselesaikan sehingga warga segera dapat mengatasi pengairan pertanian," imbuh Supriyadi.

Jika hanya kebutuhan MCK, menurutnya, sumur di desa tersebut selalu mencukupi karena tidak pernah kering.
"Dulu, sudah ada sosialisasi bahwa bendung Dolog akan dibangun setelah sistem sungai Jragung, berarti masih dua tahun lagi," katanya.
Terpisah, seorang warga, Suratman, menjelaskan, Sumur Kahuripan berdiri berbarengan adanya Desa Sumberejo.
"Menurut kakek saya, dahulu ada orang berkelana, minta minum nggak dikasih, terus dia mencabut batang pohon dan keluarlah air ini," beber pria 77 tahun tersebut.
Dari situlah nama Desa Sumberejo terbentuk. Ia menerangkan, sejak ia kecil hingga saat ini, air sumur tidak pernah habis.
"Doa bersama ini tetap ditujukan ke yang maha kuasa karena limpahan karunia sumur ini, sekaligus permohonan agar terus bisa mengeluarkan air jernih meski kemarau," pungkasnya. (*)