Putri Jenderal Ahmad Yani Sering Lihat Ibunya Menangisi Baju Penuh Darah Milik Ayahnya
Hingga hari ini, Amelia Yani, putri dari Achmad Yani, salah satu Pahlawan Revolusi, mengaku tidak pernah bisa melupakan kepedihan
“Penjelasan dari pemerintah juga tidak ada,” tutur Amelia yang kini tinggal di Yogyakarta.
Semua terjadi begitu cepat dan kehidupan keluarganya harus berubah drastis sejak saat itu.
Pasca Penculikan, Kehidupan Anak Jenderal Berubah Total
Peristiwa G30S mengubah kehidupan jutaan rakyat Indonesia.
Terutama bagi mereka yang kehilangan sanak keluarganya, akibat peristiwa pembantaian massal ratusan ribu orang.
Tak terkecuali di dalamnya, keluarga dari para Jenderal yang kala itu juga menjadi korban.
Amelia Yani, putri Letnan Jenderal Achmad Yani, salah satu Pahlawan Revolusi, kala itu baru berusia 16 tahun.
Baca: Polres Demak Bantu Cari Napi yang Kabur dari Rutan Jepara
Hari-hari yang kemudian dilaluinya, tidak bisa lepas dari derai air mata dan tekanan psikologis.
Kesedihannya bukan hanya karena ia menyaksikan peristiwa keji itu secara langsung.
Selama beberapa waktu kemudian, ia selalu bisa merasakan bau kematian karena ia tetap tinggal di rumah tempat terjadinya peristiwa itu, di Jalan Lembang, Jakarta Pusat.
Jika hari telah gelap, Amelia merasakan rumahnya begitu sunyi mencekam.
Sosok ayahnya yang berwibawa, kadang penuh canda, atau kali lain masih seibuk bekerja dengan stafnya hingga larut malam, mendadak hilang.
Taraf kehidupan keluarganya menurun drastis. Segala fasilitas ayahnya dicabut, sehingga harus hidup prihatin.
Ia menepis anggapan bahwa keluarga Achmad Yani mendapat fasilitas dari keluarga Soeharto sehingga tetap dapat hidup enak.