Petekeyan Kampung Sembada Ukir di Jepara, Dulu Tertinggal Sekarang Jadi Jujugan
Dari yang sebelumnya desa tertinggal, Petekeyan sekarang menjadi sentra belajar ilmu ukir bagi para pengrajin dari luar daerah.
Penulis: Rifqi Gozali | Editor: abduh imanulhaq
Akhirnya, mereka memasarkan secara manual kepada para pembeli di sekitar Jepara.
Di desa ini, hampir semua pengrajin hanya membuat furnitur berupa perabot rumah tangga.
Dalam seminggu, dia mencontohkan, setiap pengrajin mampu membuat tiga sampai empat set meja kursi.
Harga bervariasi, satu set mencapai Rp 1 juta sampai Rp 2,5 juta.
Semua tergantung proses pembuatan dan bahan yang digunakan.
“Dari keahlian ini kami bisa hidup dan mencari nafkah,” ujarnya.
Ketua Umum Kampung Sembada Ukir, Nur Khandir, menambahkan desanya dulu masih tergolong tertinggal.
Ekonomi masyarakatnya sangat lemah.
Kemudian pada 2015, Petekeyan berjuluk Kampung Sembada Ukir yang sebelumnya mendapat sokongan dari pemerintah berupa program PNPM Mandiri.
Dari yang sebelumnya desa tertinggal, Petekeyan sekarang menjadi sentra pelatihan ilmu ukir bagi para pengrajin dari luar daerah.
Desa ini juga makin ramai didatangi wisatawan tapi belum mampu menjaring turis asing.
“Kalau dari luar negeri, yang datang rata-rata buyer (pembeli), bukan untuk berwisata,” jelas Khandir. (*)