Cobalah Makan Soto Kayu Pak Mul di Anjasmoro Pasti Ketagihan, Kondang Sejak 1987
Cobalah Makan Soto Kayu Pak Mul di Anjasmoro Pasti Ketagihan, Kondang Sejak 1987. Kini sudah generasi ke tiga
Penulis: ponco wiyono | Editor: iswidodo
Asiyah mengungkapkan, pada jaman dulu para pedagang soto menggunakan arang sebagai bahan bakar. Lain halnya dengan masa kini ketika bahan bakar lebih mudah didapatkan.
Mulyono sendiri merupakan generasi ketiga yang menekuni usaha soto kayu. Satu generasi di atas yang merupakan kakak dari orang tua Mulyono berjualan di kawasan Puspogiwang pada tahun 1960an dan keluarga besar tersebut merupakan pendatang asal Welahan, Jepara.
Bu Asiyah juga sudah naik haji berkat jualan soto kayu.
Keluarga sang suami yang menekuni usaha serupa juga memakai bahan kayu pada kedai sotonya.
"Di Semarang Barat ada lima, semuanya saudara dan karena tradisi dari pakde-pakde kami, bahan bakar kayu ini tidak pernah kami tinggalkan," ujarnya.
Selain kerabat Mulyono, tiga anak mereka tersebut sedang diarahkan agar menekuni usaha serupa.
Dua anak pertama masing-masing sudah membuka kedai di Manyaran dan Jl Abdurahman Saleh.
Hari semakin siang, sekelompok pengunjung baru datang mendekat, dan Asiyah secara sigap berdiri menyambut.
"Monggo, rombongan rombongan," serunya.
Saat ditanya makna kata rombongan, sambil menata racikan soto pada mangkuk Asiyah menjawab lirih dan singkat, "agar berkah." (tribunjateng/ponco wiyono)