Kisah Michellia, Penulis Indonesia yang Ikuti Residensi Kepenulisan di Perancis
Beberapa koran nasional juga memuat cerita-cerita pendek Michellia, salah satunya adalah Koran Kompas.
Penulis: Bare Kingkin Kinamu | Editor: bakti buwono budiasto
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Bare Kingkin Kinamu
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Dewi Kharisma Michellia (27) merupakan penulis kelahiran Bali.
Novel pertamanya diterbitkan oleh Gramedia.
Novel tersebut berjudul Surat Panjang Tentang Jarak Kita Yang Jutaan Tahun Cahaya.
Ia mendapatkan penghargaan pemenang unggulan Dewan Kesenian Jakarta 2012 karena novel pertama itu.
Baca: Tak Terasa, Brigadir Rohcmat Sudah Hidupi 64 Anak Tak Mampu Selama 10 Tahun, Padahal Gajinya . . .
Novel keduanya merupakan adaptasi dari film garapan Joko Anwar yaitu a Copy of My Mind.
Selain novel, kumpulan cerita pendek Michellia terbit beberapa bulan lalu dengan judul Elegi.
Beberapa koran nasional juga memuat cerita-cerita pendek Michellia, salah satunya adalah Koran Kompas.
Michellia sempat mengenyam pendidikan di Yogyakarta yaitu di sastra inggris UGM.
Sekarang ia berdomisili di Jakarta. Kesibukannya saat ini adalah menimba ilmu lagi, ia memilih jurusan filsafat alih-alih sastra.
Di bulan September Michellia kembali ke Indonesia usai mengikuti progam residensi penulis di Orly, Perancis.
Ia berangkat ke Perancis di bulan Juli 2017.
Baca: CERITA Tentara Wanita Korea, Diperkosa Tiap Hari, Bersyukur Jika Dapat Haid
Progam kepenulisan ini bertujuan untuk mengasah kembali kepekaan penulis selain itu juga untuk mengenalkan atmosfer dan budaya negara yang bersangkutan.
Kepada Tribunjateng.com Michellia mengaku selama di Perancis mendapat pengalaman yang tidak terganti.
“Aku belajar memasak dari ibu semangku, ia seorang eksil politik ’65 yang tidak bisa kembali ke Indonesia. Namun aku tidak ingin membahas lebih dalam tentang kisah beliau ya,” imbuhnya kepada Tribunjateng.com.
Di sana Michellia juga belajar bahasa Perancis.
Selain itu, ia juga bertemu dengan peneliti Perancis di EFEO dan Inalco.
Michellia bertemu juga dengan penyusun kamus Indonesia-Perancis yaitu Farida Soemargono.
Baca: Ingat Pasang yang Dituduh Mesum Lalu Ditelanjangi? Mereka Resmi Menikah
“Aku sangat bersyukur karena bisa mengunjungi museum-museum bersejarah, toko-toko buku yang mendunia. Aku juga belajar banyak tentang Perancis salah satunya mengenai perkembangan filsafat Perancis dan aku juga belajar tentang penerbitan Perancis,” tuturnya kepada Tribunjateng.com.
Selain aktif menulis Michellia juga sering menerjemahkan karya sastrawan asing, ia juga menjadi editor untuk karya terjemahan salah satunya adalah Terbenam dan Tersinggir di Paris dan London karya George Orwell.
Ia sudah menyukai dunia menulis sejak kecil.
Selama di Perancis ia mengaku mendapatkan hal yang sangat berarti terutama saat mengunjungi museum favoritnya yaitu Louvre dan d’Orsay.
“Kunjungan ke Paris ini memberiku kesempatan untuk belajar lebih banyak tentang filsuf Perancis, juga kampus-kampus filsafat yang menjadi almamater para filsuf yang selama ini kupelajari,” imbuh Michellia kepada Tribunjateng.com.
Perempuan yang suka dengan warna teal dan celadon ini memiliki rencana kembali untuk berkeliling Indonesia bagian timur. (*)