Berita Semarang
Jejak Adipati Pati di Semarang: Kisah Turmanto Juru Kunci di Tengah Rimbunnya Gunungpati
Petilasan Pragolapati, sosok yang dikenal sebagai Adipati Wijoyo Kusumo, Bupati Pati pertama dan putra dari Ki Ageng Panjawi.
Penulis: budi susanto | Editor: raka f pujangga
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Di tengah rimbunnya pepohonan wilayah Plalangan, RT 5 RW 1, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, berdiri sebuah bangunan putih dengan atap genting tanah yang tampak tenang dan khidmat.
Dikelilingi makam tua dan suara dedaunan yang berbisik diterpa angin sore, bangunan ini menyimpan kisah panjang sejarah tanah Jawa.
Itulah petilasan Pragolapati, sosok yang dikenal sebagai Adipati Wijoyo Kusumo, Bupati Pati pertama dan putra dari Ki Ageng Panjawi, tokoh penting dalam sejarah berdirinya Kesultanan Mataram.
Baca juga: Desa Rahtawu Kudus Bakal Dijadikan Desa Adat Seribu Petilasan
Tak hanya sebagai anak dari seorang perintis kerajaan, Pragolapati juga penerus kepemimpinan Pati pasca wafatnya Adipati Tondonegoro.
Kamis (7/8/2025) sore, Tribun Jateng berkesempatan mengunjungi petilasan ini, ditemani seorang penjaga yang ramah dan bersahaja, Turmanto, sang juru kunci yang sehari-hari merawat dan menjaga situs ini.
"Sumur ini dibangun tahun 1999," ujarnya, sambil menunjuk sebuah sumur tua di bawah bangunan utama.
Ia mengatakan air di sumur tidak pernah kering. Banyak peziarah memanfaatkan air dari sumur untuk wudhu sebelum masuk ke petilasan.
Langkah kami kemudian diarahkan menuju aula, sebuah ruangan terbuka yang biasa digunakan warga sekitar untuk menggelar nyadran dan pengajian malam satu suro.
Aula itu sederhana, namun menyimpan kesan hangat dari berkumpulnya warga dalam acara keagamaan dan budaya yang masih lestari hingga kini.
Turmanto lalu membuka dua pintu menuju bangunan utama. Satu pintu besi kecil setinggi 90 sentimeter, dan satu lagi berupa pintu kayu tinggi dua meter.
Di ruang penghubung kedua pintu, terpampang prasasti bertuliskan “Nawala” dan tulisan berbahasa Jawa, lengkap dengan tanda tangan Sadewo, Bupati Pati yang kini menjabat.
Di dalam ruang utama, dua makam diselimuti pagar kayu jati yang diukir rapi.
“Yang ini makam Adipati Wijoyo Kusumo, yang satunya Nyi Roro Suli,” kata Turmanto sambil menunjuk lembut ke arah kedua pusara.
Pagar kayu jati itu, katanya, merupakan sumbangan dari seseorang di Kabupaten Kendal, sebuah bukti bahwa warisan sejarah ini masih dihormati dan dirawat, bahkan oleh mereka yang berasal dari luar daerah.
Turmanto tak hanya menjaga tempat ini. Ia juga menjadi saksi bisu dari banyak kunjungan penting, termasuk para pejabat dari Kabupaten Pati, terutama di masa pemilihan lurah atau saat situasi politik sedang memanas.
SMKN 9 Semarang Siap Bersaing dalam ACC 2025 Tingkat Nasional |
![]() |
---|
KAI Daop 4 Semarang Berangkatkan 637 Ribu Penumpang Selama Juli 2025 |
![]() |
---|
Ini yang Dilakukan Wali Kota Semarang SIkapi Polemik Julian Boga Siagian Diusir Warga |
![]() |
---|
Soal Penanganan TPA Ilegal di Rowosari, DLH Semarang Sebut Bentuk Tim Patroli Gabungan |
![]() |
---|
Prakiraan Cuaca Kota Semarang Hari Ini Kamis 7 Agustus 2025: Hujan Ringan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.