Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Juri Festival Teater Pelajar Kaget Ada Semar Diperankan Perempuan

Nay, sapaan akrab dari Inayah Wahid, dengan menggebu menuturkan bahwa dirinya seakan menyaksikan pertunjukan profesional

Penulis: Dwi Laylatur Rosyidah | Editor: bakti buwono budiasto
TRIBUN JATENG/DWI LAYLA
Innayah Wahid menyampaikan pemikiran Festival Teater Pelajar saat Konferensi pers di GOR Djarum Kaliputu, Minggu (26/11/2017) 

Laporan wartawan Tribun Jateng, Dwi Layla

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Juri 'Festival Teater Pelajar ke 10', Innayah Wahid, Sita Nursanti dan Waryoto Giyok berulang mali menyampaikan pujian saat puncak acara ini berlangsung pada 24 - 26 November 2017 di GOR Djarum Kaliputu Kudus Jawa Tengah.

Nay, sapaan akrab dari Inayah Wahid, dengan menggebu menuturkan bahwa dirinya seakan menyaksikan pertunjukan profesional dan bukan lagi menyaksikan sebuah teater pelajar.

Hal yang senada juga dituturkan oleh juri lainnya, Sita Nursanti yang merupakan seorang pekerja seni.

"Saya benar-benar terpukau, bagaimana pola kerja sama yang dilakukan oleh anak-anak berprestasi ini dalam menampilkan sebuah karya," tuturnya kepada Tribunjateng.com.

Baca: Imam Tak Menyangka Dapat Sepeda Motor Saat HUT KORPRI Kota Tegal

Saat Konferensi pers pula, Nay dan sita kompak menututurkan bahwa banyak sekali ide dan hal baru tidak terpikirkan oleh mereka, namun dapat dilakukan oleh para pelajar di Kudus.

Padahal notabenenya juri di sini adalah orang yang telah lama bergulat di bidang seni.

"Sebut saja saat sosok Semar bisa diperankan oleh seorang wanita, padahal selama ini kita mengenalnya sebagai lelaki."

Baca: Duh, Ujicoba di Kandang Sendiri, Persijap Takluk di Hadapan Persekaba Badung

"Dan di sini, saya baru mengerti jikalau ternyata Semar memang tidak saja disandarkan pada lelaki dan tidak pula seorang wanita, apalagi waria. Itu adalah hal yang baru dan saya pelajari dari pementasan teater pelajar ini," tutur Inayah Wahid.

Mereka juga menambahkan bahwa potensi yang dimiliki daerah, bisa berkembang sepesat ini tanpa harus menunggu yang dari Jakarta.

"Pementasan para peserta layak bersaing, bahkan dengan orang yang telah profesional di Jakarta sekalian pun," tambahnya.

Para juri juga mengakui bahwa tidak tertutup kemungkinan jika suatu saat, Kudus mampu menjadi satu di antara Kota teater di Indonesia.

Baca: Usai Latihan Praktik Berlayar di KM Kelimutu, 183 Taruna Akpelni Lakukan Ini

Selepas pengumuman siapa pemenang kategorinya, Nay di depan penonton menuturkan akan menangis jika di tahun-tahun yang akan datang, beberapa orang yang punya potensi di penampilan ini tak menekuni bidang teater.

Selama tiga hari itu, pertunjukan teater ini bertema 'Kisah-Kisah Pewayangan' oleh para FTP yang berhasil masuk ke babak final.

FTP merupakan lomba karya seni teater antar komunitas teater yang ada di sekolah-sekolah tingkat menengah.

Acara ini diselenggarakan oleh Teater Djarum bersama Departemen Pendidikan, Pemuda dan Olahraga. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved