Harga Beras
Legiyem Jual Beras Rp 13.000 Per Kilogram, Begini Fakta-fakta Stok Beras
"Dalam seminggu ini, pelan-pelan terus merambat naik," kata Legiyem, pemilik toko kelontong di kawasan Semarang Selatan, Selasa (16/1).
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Harga jual eceran beras di Kota Semarang, berangsur naik dalam sepekan terakhir. Semula, harga beras dengan kualitas cukup bagus dijual dengan harga Rp11.000 - Rp11.500.
"Dalam seminggu ini, pelan-pelan terus merambat naik," kata Legiyem, pemilik toko kelontong di kawasan Semarang Selatan, Selasa (16/1).
Disampaikan, saat ini harga per kilogram beras menyentuh angka Rp 13.000. Namun, ia tak mengetahui secara pasti penyebab naiknya harga beras tersebut. "Yang kulakan keponakan, tahunya ya naik itu aja," ucapnya.
Tak hanya di Semarang saja, kenaikan harga beras juga terjadi di beberapa daerah, termasuk Jepara. Seorang pemilik toko kelontong di Kecamatan Pecangaan, Jepara, Nur Said Anshori, mengatakan harga beras mulai naik sejak sebulan terakhir.
Menurut dia, saat ini harga beras dengan kualitas bagus ia jual seharga Rp 12.000/Kilogram.
"Harga beras memang naik belakangan ini. Kenaikannya menyentuh angka Rp 2.000/kilogramnya," ucap Anshori.
Dituturkan, sebelumnya harga beras berkualitas bagus yang ia jual seharga Rp 10.000/kilogram. Itu terjadi pada sekitar sebulan lalu.
"Lalu berangsur-angsur naik Rp.10.500, naik lagi ke Rp11.000, hingga sekarang Rp 12.000/kilogram," tutur dia.
Kendati demikian, ia berkeberatan dengan rencana pemerintah mengimpor beras. Ia yakin, Jateng tak memerlukan impor beras untuk mencukupi pangan warganya.
"Di satu sisi, kenaikan harga beras ini bagus untuk petani, biar mereka bisa lebih merasakan keuntungan dari hasil pertaniannya. Karena itu, saya tak sepakat dengan impor," ujar dia.
Harga beras di beberapa pasar di Kota Semarang mulai merangkak naik sejak memasuki awal tahun 2018. Kenaikan harga beras mencapai Rp 1000 per kilogramnya. Para pedagang beranggapan kenaikan harga disebabkan oleh persediaan yang menipis.
Pedagang beras di Pasar Peterongan, Yuliana mengatakan jika harga beras masih lebih mahal dari harga normal.
"Kenaikan rata-rata untuk seluruh jenis beras Rp 1000 per kilogramnya. Beras mentik yang awalnya hanya Rp 12 ribu/kg kini naik menjadi Rp 13 ribu/kg sedangkan Rojolele sekarang berkisar Rp 13.500/kg sebelum tahun baru berada di angka Rp 12.500/kg," ujarnya Selasa (16/1).
Pendapat sama juga diutarakan oleh pedagang beras lain, Bosri memprediksi jika biasanya harga beras akan turun hingga 1 sampai 2 bulan ke depan.
"Harga beras jenis C4 sekarang berada di kisaran Rp 10 ribu/kg. Sedangkan mentik berada diangka Rp 13 ribu/kg. Menurut saya Kualitas beras juga belum membaik. Beras dari operasi pasar bulog dijual sekitar Rp 9 ribu/kg, namun kualitasnya tidak begitu bagus," tuturnya.
Pedagang beras di Pasar Perbalan, Purwanti menjelaskan penyebab utama naiknya harga beras dipengaruhi oleh cuaca dan banyaknya gagal panen. Menurutnya penjualan beras mempengaruhi kenaikan harga komoditas lain seperti sayuran.
"Harga beras memang relatif naik sekitar Rp 1000/kg. Kalau di Pasar Perbalan jenis C4 super berkisar Rp 11 ribu/kg Awalnya hanya Rp 10 ribu/kg. Masyarakat memang mengeluhkan adanya kenaikan harga beras tersebut," jelasnya.
Baginya adanya kenaikan tersebut penjualan sedikit menurun dibandingkan saat beras belum mengalami kenaikan harga.
"Konsumen biasanya membeli sekitar 3 kilogram kini menurun rata-rata membeli 1,5 kilogram saja. Namun pihaknya berharap pemerintah menambah stok beras agar harga beras menjadi stabil," ungkapnya.
Hal yang sama juga diungkapkan pedagang lain di Pasar Perbalan, Lastri mengatakan jika operasi pasar yang dilakukan pemerintah belum cukup membantu untuk menurunkan harga beras.
"Dengan operasi pasar harga beras tetap tinggi. Menurut saya stok yang belum stabil, selain itu kualitas beras juga tidak begitu bagus. Mungkin karena cuaca juga. Kalau saya jual beras untuk jenis C4 Super Rp 12 ribu/kg dan Rojolele sekitar 13.500/kg," pungkasnya.
Harga daging stabil
Memasuki tahun awal 2018 harga daging relatif stabil. Terlihat dari sejumlah pasar harga daging tidak mengalami kenaikan.
Pedagang daging sapi di Jalan Banteng Semarang, Manisa mengatakan jika pasokan daging sapi aman. Harga daging di Kota Semarang menurutnya relatif stabil.
"Kalau di Pasar Banteng harga daging sapi berkisar antara Rp 105 -110 ribu/kg. Harga tergantung kualitas dari daging sapi," ujarnya Selasa (16/1).
Menurutnya kualitas daging sapi pada tahun ini memiliki kualitas yang baik. Selain itu harga yang terjangkau membuat para pembeli meningkat.
"Harga daging dan jeroan sapi banyak diburu warga. Kalau harga iga sapi Rp 85 ribu/kg, buntut sapi Rp 85 ribu/kg dan babat sapi Rp 60 ribu/kg," jelasnya.
Pedagang daging sapi di Pasar Gayamsari, Sukardi menuturkan harga daging sapi di Kota Semarang stabil dan tidak mengalami kenaikan beberapa minggu terakhir.
"Harga daging sapi sekarang stabil, tidak seperti beras maupun sayuran yang harganya naik mencapai Rp 1000 per kilogran untuk beras," imbuhnya.
Pedagang daging ayam di Pasar Peterongan, Muslimah menjelaskan harga daging ayam juga cenderung stabil untuk beberapa minggu ini. Menurutnya stabilnya harga daging ayam karena stok masih melimpah.
"Harga daging ayam sekarang berada di Rp 33 ribu/kg. Dibandingkan dibandingkan pada waktu tahun baru harga relatif turun dari Rp 35 ribu/kg," pungkasnya. (tribunjateng/cetak/yan/alx)