Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

PENGAKUAN! Pemandi Jenazah Ungkap Kondisi Menyedihkan Korban Kecelakaan Bus di Tanjakan Emen

Begitu jenazah para korban bus rombongan yang mengalami kecelakaan maut tiba di Ruang Pemulasaraan RSUD Tangerang Selatan ini.

kompas.com
Makam atau kuburan massal di Taman Pemakaman Umum Legoso, Pisangan Ciputat Timur, Tangerang Selatan. Kuburan massal itu disiapkan untuk warga setempat yang tewas dalam kecelakaan di kawasan tanjakan emen, Subang. 

TRIBUNJATENG.COM, TANGERANG SELATAN - Ruang Pemulasaraan RSUD Tangerang Selatan tampak tak seperti biasanya pada Minggu (11/2/2018).

Ratusan orang membanjiri halaman gedung tersebut.

Aroma amis pun tercium menyengat menusuk hidung. Suasana haru biru tak terbendung.

Deraian air mata tampak mewarnai.

Begitu jenazah para korban bus rombongan yang mengalami kecelakaan maut tiba di Ruang Pemulasaraan RSUD Tangerang Selatan ini.

Baca: Selalu Dihubungkan Mistik? Netizen Ini Cerita Kejadian Mistis Tentang Sosok Penghuni Tanjakan Emen

Seperti diketahui warga Ciputat Tangerang Selatan menumpangi bus yang terguling di Tanjakan Emen, Subang, Jawa Barat pada Sabtu (10/2/2018) sore. Dalam insiden tersebut merenggut 27 korban jiwa.

Yulianti (45) satu dari pemandi jenazah mengungkapkan kondisi para korban.

Ia tampak sibuk menunaikan pekerjaannya sebagai amil saat itu lantaran jumlah korban yang teramat banyak.

"Saya tadi pagi dipanggil oleh pihak rumah sakit untuk memandikan jenazah, karena kekurangan amil," ujar Yulianti saat berbincang santai dengan Warta Kota usai proses pemandian jenazah di RSUD Tangerang Selatan, Minggu (11/2/2018).

Wanita berusia 46 tahun itu sebenarnya merupakan pemandi jenazah yang berasal dari Pondok Ranji, Tangerang Selatan. Yulianti pun langsung bergegas setelah pihak rumah sakit menghubunginya.

Baca: Teriakan Memilukan Wanita Cantik Telanjang di Kamar Mandi, Fakta Tragis Ibu dan Bayi Tewas

"Saya langsung berangkat aja, kan sudah tahu juga kabar kecelakaan ini. Sebagai bentuk sosial juga, soalnya memang kekurangan amil perempuan," ucapnya.

Pasalnya para korban yang meninggal dunia dalam peristiwa itu mayoritas wanita. Hanya satu orang saja korban pria.

"Ada 26 jenazah wanita, dan saya bantu memandikan. Satu orang amil kebagian memandikan empat sampai lima jenazah," kata Yulianti.

Menurutnya ini merupakan pengalaman pertama bagi dirinya. Memandikan mayat sebanyak itu dalam tragedi kecelakaan.

"Kondisi jenazah yang dimandikan sudah tidak normal keadaannya. Banyak tulang yang patah sehingga tidak seperti semula. Mulai dari tangan dan kaki yang kelihatannya sudah membengkok," paparnya. 

Baca: Asal Usul Tanjakan Emen Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata, Nama Emen Diambil dari Peritiwa Memilukan?

Keluarga korban berdoa di dekat jenazah salah satu korban kecelakaan di Tanjakan Emen, Subang usai dimakamkan di TPU Legoso, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Minggu (11/2/2018). Sebanyak 17 jenazah korban kecelakaan maut di Tanjakan Emen, Subang dimakamkan secara massal di pemakaman massal yang disediakan Pemkot Tangerang Selatan.
Keluarga korban berdoa di dekat jenazah salah satu korban kecelakaan di Tanjakan Emen, Subang usai dimakamkan di TPU Legoso, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Minggu (11/2/2018). Sebanyak 17 jenazah korban kecelakaan maut di Tanjakan Emen, Subang dimakamkan secara massal di pemakaman massal yang disediakan Pemkot Tangerang Selatan. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Maling pun Beraksi di Pemakaman

Penasaran melihat proses pemakaman korban Tanjakan Emen, warga Serpong Utara kehilangan Motor.

Joko (40) kebingungan saat ingin pulang karena motornya tidak ada ditempat ia parkir semula.

"Tadi karena penuh banget, saya parkir di pinggir jalan situ, tapi sekarang enggak ada," kata Joko saat ditemui Warta Kota di Taman Makam Legoso, Ciputat, Tangerang Selatan, Minggu (11/2/2018).

Motor Honda Beat warna merah putih yang ia pakai adalah milik adiknya. Ia yakin sebelum meninggalkan motornya sudah dalam keadaan terkunci.

Baca: FAKTA BARU: Laka Maut di Tanjakan Emen, Pengakuan Sopir Bikin Geram

"Sudah dikunci stang, tadi juga banyak kok yang parkir disitu, ini motor adek, saya enggak ingat pelatnya. Enggak bawa juga STNK-nya," kata Joko.

Ia sudah mencoba bertanya ke warga sekitar, namun semua warga tidak melihat atau mengetahui motor tersebut.

"Saya sudah tanya ke sana-sini, pada bilang enggak tahu, enggak lihat," katanya.

Ia mengatakan motor tersebut baru saja lunas dan kebingungan untuk memberi tahu adiknya.

"Motornya tahun 2016, tapi baru saja lunas kemarin, bingung bagaimana mau ngomongnya," kata Joko.

Langkah selanjutnya, Joko dan temannya ingin mengambil STNK lalu melapor ke Polsek Ciputat agar bisa secepatnya diproses. 

Sebelumnya diberitakan bus yang mengalami kecelakaan di tanjakan Emen, Kampung Cicenang, Desa Ciater, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Sabtu (10/2/2018) sore, merupakan angkutan carteran wisatawan.

Baca: Selain Tanjakan Emen, Ini 7 Tanjakan Maut Lain di Pulau Jawa, Nomor 5 Ada di Semarang

Bus ini membawa rombongan anggota Koperasi Simpan Pinjam Permata Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel), Banten.

Korban tewas akibat kecelakaan tersebut saat ini diketahui sudah berjumlah 27 orang.

Ternyata ada tiga bus yang dipakai rombongan wisatawan tersebut.

Mereka berwisata ke kawasan Lembang dan pemandian air panas Ciater, Subang.

"Kami dari Ciputat Timur, Tangerang Selatan. Liburan ke Lembang menggunakan 3 bus, totalnya 151 orang. Bus yang terguling adalah bus yang paling depan. Katanya rem blong, pas lihat sudah terbalik," ujar Yana Melia (49), staf Kelurahan Pisangan, Kecamatan Ciputat Timur, di RSUD Subang.

Yana naik bus yang berbeda dari yang mengalami kecelakaan tersebut.

Menurutnya, rombongan tak hanya berlibur.

Mereka juga berencana menggelar Rapat Anggota Tahunan (RAT) Koperasi Permata.

"Satu bus berisi 55 penumpang. Jadi kami dari Lembang mau ke Sari Ater. Ketua koperasi ada di bus saya, bus nomor 3," kata Yana.

Di dalam bus yang mengalami kecelakaan, terdapat pasangan suami istri.

"Ya, di sana ada yang suami istri," ujar Yana.

Buntut dari kecelakaan tragis tersebut, sementara ini jumlah korban tewas mencapai 27 orang.

Pernyataan ini disampaikan Kasubag Humas RSUD Subang, Mamat Budirakhmat.

Baca: Kronologi Kecelakaan Tugu Tewaskan Dua Gadis Versi Polisi

Sebanyak 27 jasad menurutnya telah dimasukkan ke ruang jenazah pukul 21.50.

"Ada 27 (orang) yang meninggal, semuanya penumpang bus. Terus 18 yang mengalami luka berada di IGD," kata Mamat di depan ruang jenazah RSUD Subang.

Identitas lengkap korban meninggal dunia hingga saat ini belum teridentifikasi.

Menurut data yang dihimpun Tribun Jabar, tercatat 10 korban yang mengalami luka ringan serta delapan orang lainnya mengalami luka berat.

Korban yang pertama dibawa ke RSUD Subang masuk ke IGD pada pukul 17.00.

Berikut nama korban yang sedang dirawat di IGD RSUD Subang:

1. Amirudin (32) sopir bus, warga Ciomas, Bogor, luka ringan

2. Dedi Kusnaedi (39), kernet bus, warga Leuwiliang, Bogor, luka ringan

3. Sawiah (41) perempuan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan.

4. Junaenah (58) perempuan, Ciputat timur, Tangerang Selatan.

5. Dahlia (46) Ciputat timur, Tangerang Selatan.

6. Euis Indrawati Gufron (51), Ciputat timur, Tangerang Selatan.

7. Dewo, (57) perempuan, Ciputat timur, Tangerang Selatan

8. Saanih (51), perempuan, Ciputat timur, Tangerang Selatan.

9. Naman (42), laki-laki, Ciputat timur, Tangerang Selatan

10. Yeti Munjiawati (48) perempuan, Ciputat timur, Tangerang Selatan

Baca: VIDEO: Detik-detik Pria Berpisau Mengamuk dan Serang 13 Orang di Mal, Satu Tewas

Berikut penumpang bus yang mengalami luka berat:

1. M Abdul Fatih (9), laki-laki, Ciputat timur, Tangerang Selatan

2. Supriyono (58) laki-laki, Ciputat timur, Tangerang Selatan

3. Darsinah, (65) perempuan, Ciputat timur, Tangerang selatan

4. Nasiah (57) perempuan, Ciputat timur, Tangerang selatan

5. Samirah (52), perempuan, Ciputat timur, Tangerang selatan

6. Satiah (56), perempuan, Ciputat timur, Tangerang selatan

7. Kanah (66), perempuan, Ciputat timur, Tangerang selatan

8. Elmira (3), Ciputat timur, Tangerang Selatan

"Rata-rata korban luka mengalami patah tulang kaki, tangan dan pinggul serta luka berat di kepala," ujar Mamat. (*)

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved