Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Tahun Baru Imlek

IMLEK, Romo Budi Makan Bersama Ratusan Pemulung

Romo Aloys Budi Purnomo menghibur para pemulung dengan suara saksofonnya di Jalan Kolonel Sugiono, Jumat (16/2/2018) siang.

Penulis: Akhtur Gumilang | Editor: iswidodo
tribunjateng/akhtur gumilang
IMLEK, Romo Aloys Budi Purnomo menghibur para pemulung dengan suara saksofonnya di Jalan Kolonel Sugiono, Semarang Utara, Kota Semarang, pada Jumat (16/2/2018) siang. Mereka makan bersama ratusan pemulung. 

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Akhtur Gumilang

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Romo Aloys Budi Purnomo menghibur para pemulung dengan suara saksofonnya di Jalan Kolonel Sugiono, Semarang Utara, Kota Semarang, pada Jumat (16/2/2018) siang.

Dengan dibalut baju gamis hitam, Romo Budi, begitulah sapaan akrabnya tampak santai menikmati suasana sembari melantunkan lagu Tombo Ati.

Selain Romo Budi, adapun kawan-kawan dari Jaringan Peduli Perempuan dan Anak (JPPA) Jawa Tengah dan aktivis LBH Apik turut di sekelilingnya.

Mereka semua memang tengah menggelar acara makan bersama ratusan pemulung di pusat pengepul barang bekas Sumber Nikmat.

IMLEK, Romo Aloys Budi Purnomo menghibur para pemulung dengan suara saksofonnya di Jalan Kolonel Sugiono, Semarang Utara, Kota Semarang, pada Jumat (16/2/2018) siang. Mereka makan bersama ratusan pemulung.
IMLEK, Romo Aloys Budi Purnomo menghibur para pemulung dengan suara saksofonnya di Jalan Kolonel Sugiono, Semarang Utara, Kota Semarang, pada Jumat (16/2/2018) siang. Mereka makan bersama ratusan pemulung. (tribunjateng/akhtur gumilang)

"Saya bahagia. Ini hari Jumat yang penuh berkah, hari suci bagi semua agama dan tentunya membawa rahmat kesucian bagi yang datang kemari," ujar Romo Budi di hadapan ratusan pemulung.

Menurutnya, momentum kali ini telah memberikan nuansa yang luar biasa.

Sebab, acara makan bersama pemulung yang bertepatan dengan Hari Raya Imlek mampu memperkuat persaudaraan serta kerukunan.

"Kesempatan ini harus dimanfaatkan untuk bersilahturahmi. Kita semua menyantap makanan dengan nikmat, tidak saling berebut. Inilah wujud kebersamaan," lanjutnya.

Romo Budi menambahkan bahwa makan bersama pemulung merupakan kearifan lokal yang harus dijaga.

IMLEK, Romo Aloys Budi Purnomo menghibur para pemulung dengan suara saksofonnya di Jalan Kolonel Sugiono, Semarang Utara, Kota Semarang, pada Jumat (16/2/2018) siang. Mereka makan bersama ratusan pemulung.
IMLEK, Romo Aloys Budi Purnomo menghibur para pemulung dengan suara saksofonnya di Jalan Kolonel Sugiono, Semarang Utara, Kota Semarang, pada Jumat (16/2/2018) siang. Mereka makan bersama ratusan pemulung. (tribunjateng/akhtur gumilang)

"Bagi saya, berada di tengah pemulung sangat menarik dan harus dibuat rutin di banyak tempat," ucapnya sambil tersenyum

Sementara itu, Kordinator JPPA Jateng, Prof Agnes Widanti berharap, makan bersama sebagai wujud toleransi antar umat beragama harus tetap dilestarikan oleh anak bangsa.

Kedepannya, ia akan merangkul kelompok-kelompok marjinal lain untuk mengadakan acara serupa.

"Satu di antaranya yakni dengan organisasi pendamping HIV/AIDS. Mereka akan kami rangkul juga," imbuh Agnes kepada Tribunjateng.com, Jumat (16/2/2018).

Perlu diketahui, Acara makan bersama ini sudah tiga kali digelar di Jalan Kolonel Sugiono.

Setidaknya, sudah ada 150 pemulung yang mendapat sembako.

"April dan Mei nanti kami menggelar wayangan sebagai wujud syukur sekaligus mengumrahkan dua orang pemulung," ucapnya. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved