Di Tengah Menjamurnya Kedai Kopi, Suroso Bertahan dengan Alat Giling Kopi Keliling
Banyak kedai kopi yang bermunculan di Kota Semarang. Namun masih dijumpai pedagang kopi keliling yang menggiling kopi dengan alat giling tradisional.
Penulis: Adelia Sari | Editor: m nur huda
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Like Adelia
TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG - Kopi merupakan minuman pahit yang memiliki penggemar dari segala kalangan masyarakat. Kopi sendiri dijual dalam bentuk bubuk sachet yang siap seduh.
Banyak juga kedai kopi atau coffe shop yang mulai bermunculan, khususnya di Kota Semarang.
Namun di tengah banyaknya kopi siap saji atau coffe shop di Kota Semarang, masih dijumpai pedagang kopi keliling yang menggiling kopi dengan alat giling tradisional. Satu di antaranya adalah Suroso.
Laki-laki berusia 49 tahun ini sudah berjualan kopi giling sejak remaja.
"Jualan kopi dengan alat giling ini sudah dari remaja. Waktu itu saya lulus SMP, mau lanjut SMA saya sakit tidak bisa sekolah. Akhirnya dimodali kakak saya untuk jualan kopi dengan alat giling ini," ucap Suroso, kepada Tribunjateng.com, Senin (19/02/2018).
Dengan menggunakan gerobak dorong, bapak satu anak tersebut berjualan di sebrang Pasar Mrican.
Di atas gerobak terdapat alat giling kopi tradisional serta perkakas semacam obeng untuk memperbaiki alat saat rusak.
Selain alat giling kopi tradisional, terdapat kaleng bekas berisi biji kopi arabica siap giling. Toples berisi kopi bubuk yang sudah digiling serta timbangan. Untuk kopi yang siap giling, Suroso menyediakan kopi Arabica.
"Kopinya arabica asli dari Temanggung. Kalau yang sudah jadi ada, tapi kalau yang di dalam toples itu campuran dengan jagung," lanjut Suroso.
Biasanya pembeli lebih memilih kopi arabica asli hasil gilingan Suroso, karena rasanya lebih nikmat dan murni tanpa campuran apa-apa.
Satu ons kopi arabica murni dihargai Rp.10.000. Sedangkan yang sudah dicampuri bubuk jagung dihargai di bawah Rp 10.000 perons.

Meskipun banyak kopi sachet yang lebih praktis dan modern, banyak juga yang membeli kopi giling Suroso. Suroso sudah memiliki pelanggan tetap kopi Arabica gilingannya.
"Kalau yang beli biasanya bapak-bapak sama remaja. Kalau pelanggan tetap ya sudah ada," ucap Suroso.
Biasanya ada yang membeli satu ons, setengah kilo bahkan sampai ada yang satu kilo. Laki-laki yang tinggal di daerah Sendang Guwo Rt 9, Rw 2 ini biasa berjualan dari pukul 07.00-13.00 WIB.
Nah bagi yang ingin merasakan kopi bubuk yang digiling dengan alat tradisional bisa mencoba kopi giling Suroso yang biasa berjualan di sebrang pasar Mrican, Semarang. (*)