Dokter Jiemy Ardian Ceritakan Kisah Sedih Pasiennya yang Pernah Diperkosa Bergilir
Seorang anak perempuan diperkosa bergilir, saat berteriak minta tolong, seseornag yang mendengarnya malah ikut memperkosa.
Penulis: Puspita Dewi | Editor: abduh imanulhaq
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Wilujeng Puspita Dewi
TRIBUNJATENG.COM- Dokter Jiemy Ardian kembali menceritakan sebuah kisah pilu yang dialami oleh pasiennya sebagai korban pemerkaosaan bergilir.
Psikiatri yang sempat viral dengan cuitan bisnis PAUDnya tersebut, kini kembali menceritakan kisah yang tidak kalah menyita perhatian.
Bagaimana tidak, kisah tersebut terjadi di Indonesia dan melanda seorang remaja berusia 16 tahun.
Baca: Diperlihatkan Video Ayu Ting Ting Joget Depan Raffi Ahmad, Nagita Slavina: Kampungan
"Saya punya cerita dari RS tempat saya kerja, kali ini tentang sexual abuse. Bahasa Indonesianya: pemerkosaan," tweet Dokter Jiemy, Kamis (29/3/2018).
Dokter Jiemy menceritakan, bulan lalu (Februari) datang pasien yang diantar oleh Dinas Sosial dengan keadaan mengalami gangguan jiwa berat.
Usianya masih sangat muda, 16 tahun.
Baca: HATI-HATI Wajah Terbakar! Wanita Ini Bagikan Pengalaman Buruk Pakai Panci Presto
"Kondisinya miris sekali, selalu berteriak teriak, menangis tanpa pencetus. Hal ini terjadi karena sebelumnya dia diperkosa oleh 6 orang. Iya, enam orang bajingan," tulis Dokter Jiemy.
Diceritakan lebih lanjut, anak perempuan tersebut diperkosa secara bergilir.
Dia berteriak minta tolong, tetapi dikatakan bahwa laki-laki yang lewat bukannya menolong namun malah ikut memperkosanya.
Setelah diperkosa, kemudian anak perempuan tersebut ditinggal begitu saja.
Dia pulang dalam keadaan terluka, fisik dan terutama emosional
"Sampai di rumahnya dia menceritakan apa yang terjadi.
Dan tau apa respon keluarga?
Dia diusir karena dianggap mempermalukan keluarga. Disini aku ingin misuh misuh," kesal nya.
Setelah diusir, anak tersebut ditampung di rumah petinggi desa.
Disana lagi lagi dia diperkosa oleh seorang kakek-kakek.
Baca: Oknum Polisi Merampok Bersama Dua Teman, Uang Buat Foya-foya di Hiburan Malam
"Tau apa yang dilakukan warga mengetahui anak ini diperkosa aki aki bau tanah? Dia dinikahkan dengan pemerkosanya. Saya ga paham apa yang lebih salah daripada ini,"
Di mata Dokter Jiemy, korban pemerkosaan dinikahkan dengan pemerkosanya
sama aja membiarkan anak ini diperkosa sepanjang hidupnya.
"Pemerkosaan itu bukan tentang sex diluar nikah, lalu habis dinikahkan terus masalah selesai. Nggak gitu mikirnya!"
Baginya, pemerkosaan itu lebih dari sekedar trauma seksual. Rasa sakit akibat pemerkosaan hampir selalu bertahan seumur hidup.
Seorang wanita yang pernah mengalami pemerkosaan akan dibayang-bayangi trauma ini seumur hidup
Menikahkan korban pemerkosaan dengan pemerkosa adalah hal yang gila bagi Dokter Jiemy.
Baca: Roy Kiyoshi Sebut Film Nagita Slavina Tak Layak Tonton, Tanggapan Raffi Ahmad: Terima Kasih Banyak.
"Liat tu akibat nikahin anak itu ke pemerkosanya? Keadaannya membaik? Nggak, tambah parah
Traumanya sembuh? Nggak juga! Disini saya dan rekan sejawat psikiatri harus bekerja keras memulihkan anak ini. Hidupnya masih panjang, dia harus mendapatkan harapan. Itu yang kami harapkan"
Dokter Jiemy meminta, kepada masyarakat Indonesia pada khusunya untukk lebih menghargai korban pemerkosaan.
Penanganan korban pemerkosaan tidaklah mudah.
Konseling panjang, mengembalikan harga diri pasien, mendorong pasien kembali menghargai kehidupannya.
Baca: KRONOLOGI Hanifatun Meninggal Dunia Tabrak Median Jalan di Patebon
Oleh karena itu, jangan pernah mempersulit keadaan dengan menuduh korban pemerkosaan dengan pakaiannya sendiri, seperti mengatasnamakan pakaian seksi.
Dijelaskan oleh Dokter Jiemy, korban tersebut kala diperkosa, tengah mengenakan pakaian yang sopan dan tidak terbuka.
(*)