jemaah haji
Ternyata Khudori dan Nurrudin Sering Naik Sepeda Ziarah Makam dan Pesantren di Jawa
Tekat kedua orang tua ini pun menimbulkan beragam tanya di benak masyarakat. Apakah mereka tidak punya kemampuan finansial
Penulis: khoirul muzaki | Editor: iswidodo
Tetapi Khudori ternyata bukan tipe orang tua yang suka bergantung, meskipun kepada anak kandungnya sendiri.
"Anak-anaknya cukup. Bahkan untuk daftar haji plus mampu. Tapi dia gak mau merepotkan anak. Dia kukuh mau tetap bersepeda," kata Kepala Desa Roworejo Kebumen Amir Syarifudin, Jumat (4/5/2018)
Tekad Khudori untuk berangkat haji menggunakan ontel bahkan telah direncanakan matang.
Ia telah lama mempersiapkan rencana perjalanannya itu, termasuk mengurus dokumen keimigrasian ke kantor imigrasi Cilacap tahun lalu.
Tekadnya sudah bulat.
Tidak ada siapapun, termasuk keluarganya yang mampu melarang kehendak orang tua itu.
Hingga suatu hari, saat berjumpa dengan Khudori, Amir dipersilakan datang ke rumah untuk mendoakan keberangkatannya.
Tidak ada acara tasyakuran mewah layaknya calon jamaah haji pada umumnya, saat akan pamit berangkat.
Pria yang sehari-hari bertani itu didoakan warga sesaat sebelum keberangkatannya, dengan prosesi sederhana.
"Memang sebelum berangkat dia bilang sama saya, pak besok kalau mau datang silakan, kalau ada minum ya saya kasih minum. Intinya dia itu gak mau merepotkan tetangga," katanya.
Amir tak meragukan kebulatan tekad Khudori untuk berangkat haji dengan mengayuh sepeda.
Suatu hari, saat Khudori meminta surat pengantar ke pemerintah desa untuk pengurusan paspor, Amir sempat menanyakan kembali keseriusan orang tua itu ngontel sampai tanah suci.
Khudori menjawabnya tegas.
Tekadnya tak berubah.
Ia hanya meminta siapapun untuk mendoakan perjalanannya agar selamat sampai tujuan.